REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni'am Sholeh menyebut Tahun Baru 1440 H merupakan momen umat Islam untuk hijrah. Hijrah di sini tidak hanya dari segi fisik tapi juga spiritual. "Hijrah dari sendiri menuju jamaah, dari persaingan dan konflik menuju rekonsiliasi dan kolaborasi, dari yang haram ke yang halal," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (11/9).
Ia pun menilai hijrah harus melahirkan semangat baru dalam diri umat Islam. Semangat ini digunakan untuk mengubah diri sendiri menuju hal-hal yang lebih baik.
Untuk menjalani tahun-tahun ke depan, Asrorun meminta umat tetap menjaga ukhuwwah atau persaudaraan antar manusia. Hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW melahirkan konsep dan praktik persaudaraan di tengah suatu perbedaan.
Nilai-nalai budi luhur seperti ini hendaknya terus dijaga bahkan diperkuat. Persatuan ini harus terus diikhtiarkan dan dijalankan di tengah perbedaan yang ada. "Untuk meningkatkan ukhuwah, maka harus didasari kesediaan dalam memahami perbedaan. Seoptimal mungkin mencari titik persamaan agar tidak terjadi perpecahan," ujarnya.
Tahun Baru Islam 1440 H memang merupakan babak baru bagi umat Muslim di dunia. Momentum ini sudah seharusnya menjadi refleksi sekaligus titik tolak seseorang untuk bercermin dan memperbaiki diri.