REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Komoditas beras hitam di Kabupaten Cianjur bisa menjadi produk unggulan daerah. Hal ini disebabkan produksi beras hitam mulai dikembangkan di sejumlah kecamatan di Cianjur.
"Beras hitam sudah ada dari dulu yang merupakan varietas lokal," ujar Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Pangan, dan Hortikultura Kabupaten Cianjur Mamad Nano kepada Republika.co.id, Selasa (11/9). Namun keberadaannya belum banyak dikembangkan.
Saat ini, ungkap Mamad, produksi beras hitam tersebar di sejumlah kecamatan seperti di Desa Sukamekar, Kecamatan Campaka Mulya. Selain itu ada warga perorangan yang mengembangkannya di sejumlah titik seperti Kecamatan Cianjur dan lain sebagainya.
Mamad menuturkan, ke depan produk beras hitam ini bisa menjadi unggulan daerah. Karenanya, pemerintah akan melestarikan dan mengembangkan lebih banyak ke daerah lain.
Program ini dikolaborasikan dengan program cetak sawah untuk beras hitam. Ia menuturkan pengembangan beras hitam ini akan meningkatkan nilai tambah petani karena harganya cukup baik.
"Mudah-mudahan dari sisi pasar berpeluang selain beras pandan wangi ada beras hitam," ucap Mamad. Sehingga pemkab akan melestarikan dan mengembangkan ke kecamatan lainnya.
Namun, Mamad menjelaskan, sekarang umumnya petani memilih komoditas beras yang biasa dikonsumsi sehari-hari untuk stok beras dan dipasarkan. Untuk pengembangan beras hitam ini nantinya dilakukan kajian.
Terutama berbagai macam kandungannya yang dikerjasamakan dengan balai penelitian. Misalnya berapa kandungan proteinnya serta bagaimana dan dampak untuk pengobatan. Saat ini beras hitam masih dikonsumsi biasa oleh masyarakat.
Salah seorang petani yang mengembangkannya adalah Achmad Tantan yang merupakan Direktur Agenda Hijau Center. "Saya sudah empat tahun terakhir mengembangkan produksi beras hitam," ujar Achmad Tantan, ketika ditemui di rumahnya di Kelurahan Sawah Gede, Kecamatan/Kabupaten Cianjur Selasa (11/9).
Produksi beras hitamnya diberi nama Sawah Baik Cianjur. Saat ini respon pasar cukup baik yang ditandai dengan pemasaran produksi beras hitamnya telah menjangkau sejumlah daerah. Di antaranya Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Cimahi, Indramayu, Cirebon, dan Banten.
Tantan mengatakan, pengembangan beras hitam Cianjur ini terobsesi dengan keragaman hayati yang ada di Indonesia. Dalam artian beras hitam ini bukan hanya cerita makanan spesial konon raja-raja Cina. Melainkan setelah ditelusuri beras hitam juga sudah digunakan di kesultanan yang ada di nusantara.
Bahkan di beberapa daerah ada jenis lokal beras hitam termasuk Pulau Jawa dan Sulawesi. Sehingga Tantan jatuh hati untuk membudidayakan walaupun pemasaran perlu lebih keras dibandingkan beras biasa.
Terlebih kata dia dari berbagai literatur menyebutkan dari uruutan nilai gizi jenis beras yakni beras putih, coklat, merah, ungu, dan tertinggi hitam. Hal ini dikarenakan banyak kelebihan dan manfaat dari beras hitam yakni antisionin untuk antioksidan yang melawan radikal bebas kanker, vitamin E kesuburan, banyak mengandung serat, mengurangi kolesterol jahat, berpotensi menurunkan penyakit jantung, terapi diabetes, dan alzheimer.
"Di tengah nilai tambah petani yang semakin turun dan minat generasi muda turun, siapa tahu dengan mengembangkan nilai tambah akan meningkat," ucap Tantan. Faktanya nilai tambah pertanian dan banyak petani lain seperti warga sekitar yang tertarik.