REPUBLIKA.CO.ID, CAROLINA UTARA -- Lebih dari 1,5 juta orang diperintahkan mengosongkan rumah mereka di sepanjang pesisir bagian tenggara Amerika Serikat (AS) sementara Badai Florence, yang paling kuat mengancam kawasan Carolina dalam hampir tiga dasawarsa, bergerak cepat pada Selasa (11/9) waktu setempat. Florence, badai kategori 4 dengan angin berkekuatan 210 kilometer per jam, sangat mungkin menghantam bagian tenggara Carolina Utara di dekat perbatasan Carolina Selatan, kata Pusat Badai Nasional (NHC) di Miami.
Warga naik ke rumah mereka dan memborong makanan, air dan pasokan dari toko. Pejabat di Carolina Selatan bersiap membalikkan jalur di jalan utama untuk mempercepat pengungsian di pesisir.
Gubernur Carolina Selatan Henry McMaster membangkitkan kenangan badai Hugo pada 1989, yang menewaskan 27 orang di negara bagian itu, mendesak warga mematuhi perintah pengungsiannya. "Saya lebih suka aman daripada maaf," kata McMaster dalam program acara 'Good Morning America' di ABC Selasa pagi.
Baca juga, Satu Juta Warga Carolina Dievakuasi Jelang Badai Florence
Badai itu diketahui sekitar 1.530 km timur-tenggara Cape Fear, Carolina Utara, pada pukul 05.00 waktu setempat (pukul 16.00 WIB). Menurut National Hurricane Center (NHC), badai itu akan sangat berbahaya sepanjang Kamis malam. Para peramal juga mengatakan Florence dapat menimbulkan banjir di beberapa tempat akibat curah hujan mencapai 20 inci hingga 30 inci (51-76 cm).
Presiden AS Donald Trump, membatalkan rapat umum yang direncanakan pada Jumat di Jackson, Mississippi, karena masalah keamanan terkait Florence. Tahun lalu, Trump menuai kritik karena lambat menanggapi badai Maria di Puerto Rico. Trump mengatakan dalam sebuah pesan Twitter dia telah berbicara dengan para gubernur Carolina Utara dan Carolina Selatan. "Pemerintah Federal siap siaga, siap membantu," tulisnya.
Militer AS mengatakan pihaknya mengirim tim lanjutan ke Raleigh, Carolina Utara, untuk berkoordinasi dengan pemerintah negara bagian dan otoritas lokal. Sekitar 750 personel militer akan diterjunkan untuk memberikan bantuan.
Angkatan Laut AS mengirim hampir 30 kapal dari pantai Virginia agar terhindar dari badai. Namun, personel militer lainnya, kemungkinan akan tetap dalam bahaya.