REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir menyatakan penolakan negaranya atas tiap perubahan status historis Yerusalem. Pihaknya juga menyampaikan dukungan untuk Badan PBB bagi Pengungsi Palestina (UNRWA).
Dilansir Anadolu Agency, Rabu (12/9), di hadapan para menteri luar negeri di Liga Arab, Al-Jubeir mengatakan perjuangan Palestina akan tetap berada di urutan pertama sebagai prioritas kerajaan. Dia juga mengkritik campur tangan Iran di kawasan itu, terutama di Yaman, yang ia gambarkan sebagai bentuk terburuk 'terorisme'.
Al-Jubeir melanjutkan untuk menekankan dukungan berkelanjutan negaranya kepada UNRWA, bersama-sama dengan upaya internasional untuk menyelamatkan pendanaan badan PBB tersebut. Sebab seperti diketahui, pada 31 Agustus lalu AS memangkas semua pendanaannya untuk UNRWA.
Hal itu sebagai bagian dari kebijakan yang lebih luas oleh pemerintah AS yang membatasi bantuan kepada lembaga-lembaga Palestina. AS telah menjadi penyumbang terbesar UNRWA sejauh ini, dengan menyediakan dana sebesar 350 juta dolar AS tiap tahun, di mana besaran ini seperempat dari keseluruhan anggaran badan itu.
Didirikan pada tahun 1949, UNRWA memberikan bantuan penting bagi para pengungsi Palestina di Jalur Gaza yang diblokade, Tepi Barat yang diduduki Israel, Yordania, Libanon dan Suriah. Akhir bulan ini, negara-negara donor berencana untuk bertemu di New York untuk membahas masa depan lembaga yang kekurangan uang.