REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Indra Jafar, memaparkan kronologis penyerangan markas FBR di wilayah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan pada Selasa (12/9) kemarin. Hingga kini, pelaku yang berjumlah sekitar 20 orang itu belum bisa tertangkap.
"Penyerangan Gardu Semut Item FBR oleh sekelompok orang itu kemarin sekitar pukul 18.30 WIB," ujar Indra kepada Republika.co.id, Rabu (12/9).
Seusai shalat magrib, kelompok yang diduga berjumlah 20 orang itu, tiba-tiba mendatangi markas FBR. Mereka merusak markas yang dikenal dengan sebutan Gardu Semut Item FBR. Pelaku yang mengenakan atribut ormas dan mengendarai motor KR2, menyerang markas FBR dengan membabi buta.
"Mereka menyerang markas FBR dengan melempar botol dan batu ke dalam markas. Setelah melihat serangan tersebut, sekitar delapan orang dari anggota FBR ikut membalas serangan tersebut. Sehingga terjadi bentrok," papar Indra.
Baca juga, Kapolres: Bentrok FBR tak Terkait Tahun Baru Muharram.
Sekitar 10 menit setelah bentrok itu terjadi, para pelaku melarikan diri. Sejauh ini, satu saksi telah diperiksa untuk dimintai keterangan terkait bentrokan tersebut, dan tidak ada korban jiwa maupun korban luka akibat kejadian ricuh itu. Indra mengatakan, patroli tetap dilakukan oleh kepolisian, bekerja sama dengan pihak dari Polsek setempat.
Untuk diketahui, sebuah video viral tersebar di media sosial yang merekam sebuah ormas merusak sejumlah motor. Kejadian itu diketahui terjadi pada Selasa (11/9) sekitar pukul 17.30 WIB, dan bertepatan dengan perayaan tahun baru Islam 1 Muharram 1440 H.
Indra Jafar menegaskan, bentrok tersebut tidak ada kaitannya untuk membuat onar di perayaan 1 Muharram 1440 H. Bentrok yang terjadi antara anggota FBR itu, memang kebetulan di tanggal 1 Muharram 1440 H yang juga menjadi Milad FBR. “Acara di Tangerang Selatan adalah milad FBR, kebetulan bertepatan dengan 1 Muharram,” papar Indra.