Rabu 12 Sep 2018 15:58 WIB

Yusuf Mansur Motivasi Siswa Agar tak Takut Bermimpi Besar

Impian, omongan, dan lisan adalah tiga hal yang harus dikoreksi dalam diri manusia.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Andi Nur Aminah
Founder Paytren Yusuf Mansur memberikan paparannya saat acara seminar Perkembangan Fintech Indonesia di Kantor Tempo, Jakarta, Rabu (8/8).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Founder Paytren Yusuf Mansur memberikan paparannya saat acara seminar Perkembangan Fintech Indonesia di Kantor Tempo, Jakarta, Rabu (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Yusuf Mansur memberikan motivasi kepada siswa SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Motivasi diberikannya dalam acaa Pengajian Akbar yang berlangsung khidmat. Acara tersebut digelar dalam rangka Milad ke 69 SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang jatuh pada 5 September. 

Tema yang diangkat dalam pengajian akbar kali ini yaitu 'Qur'an is My Life'. Ratusan siswa SMA Muhammadyah 1 Yogyakarta sangat bersemangat mengikuti acara tersebut. Dalam memberikan tausiyah dan motivasi, Yusuf Mansur menekankan kepada seluruh siswa untuk tidak berhenti bermimpi dan mengejar mimpi tersebut.

"Ada tiga hal yang harus dikoreksi dari diri kita, pertama yang harus dikoreksi adalah impian kita, omongan kita, dan lisan kita," kata Ustadz Yusuf Mansur di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Rabu (12/9).

Ia mengungkapkan, untuk menjadi seseorang yang sukses berawal dari sebuah mimpi yang besar. Ia pun berpesan kepada seluruh siswa untuk tidak takut memiliki mimpi yang besar. "Kita bisa menjadi orang yang sukses dimulai dengan memperbaiki pikiran kita, tidak perlu takut untuk bermimpi besar. Berdoa kepada Allah, Allah Maha Mengabulkan," lanjutnya.

Generasi muda, lanjutnya, merupakan kader bangsa yang harus memiliki mimpi besar untuk menjadi pemimin. Sebab, pemimpin yang hebat berasal dari generasi yang tidak takut untuk bermimpi dan berusaya meraih mimpinya tersebut.

"Seseorang ingin menjadi ketua RT enggak masalah, tapi first step-nya terlalu rendah. Maka Allah akan mengabulkan sesuai dengan keinginannya, sesuai permintaannya. Jadi bermimpilah untuk menjadi seseorang yang besar," katanya.

Ketua Pimpinan Pusat Alumni SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Mahyudin mengatakan, kebanyakan sekolah baik negeri maupun swasta mengacu pada nilai Ujian Nasional (UN) sebagai indikator dalam menentukan prestasi siswa. Namun, berbeda dengan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang juga menjadikan nilai agama dan non-akademik sebagai indikator dalam menentukan prestasi.

"Tentu saja memiliki prestasi akademik dan spiritual itu penting. Prestasi non-akademik SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta tidak perlu diragukan lagi. Berbagai prestasi berhasil diraih baik dalam skala nasional maupun internasional," katanya.

Melalui tausiyah dan motivasi yang diberikan oleh Ustadz Yusuf Mansur tersebut, diharapkan para siswa dapat termotivasi untuk terus berusaha dan semangat meraih mimpinya. Selain itu juga sebagai motivasi bagi para siswa untuk terus berpretasi memajukan sekolahnya dari sekolah lain.

"Kita harapkan, dari motivasi Ustadz Yusuf Mansur agar siswa-siswi kita senantiasa menunjukkan semangatnya untuk terus maju dan dari generasi kemudaannya akan pemimpin bangsa yang Islam, berkakhlakul karimah, yang sukses," tambahnya.

Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Tri Ismu Husnan Purwono juga berharap, siswanya sendiri dapat menjadi pemimpin bangsa ke depannya melalui motivasi yang diberikan oleh Ustadz Yusuf Mansur. Tentunya, dengan tetap berpegang pada Alquran sebagai pedoman umat Islam.

"Harapannya anak-anak menjadi generasi Alquran. Kami mohon Ustadz Yusuf Mansur memberikan motivasi agar anak-anak kita menjadi anak yang sukses dan menjadi pemimpin bangsa yang berakhlak mulia," ujarnya.

Ia pun berterimakasih kepada seluruh pihak yang ikut menyukseskan Milad ke-69 SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta tahun ini. Dari serangkaian acara Milad ke-69 ini, di antaranya ada Moehi National Competition (MONACO) yang digelar pada 10 hingga 11 September 2018, berjalan lancar dan sukses.

Ada 17 kompetisi yang dilombakan. Di antaranya, debat bahasa Inggris, bahasa Indonesia, bahasa Jepang, hiragana katakana, rodoku, lintas alam, nasyid, photography, olimpiade IPA, IPS, MTK, story telling, dan cerdas-cermat Islam. Ada juga lomba MHQ, MTQ, MTARQ, DA'I muda, dan tapak suci. Total pesertanya yang mengikuti kompetisi tersebut yaitu 856. Mereka berasal dari berbagai SMP dan SMA di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement