REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, akan menyiapkan air bersih bantuan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah guna mengantisipasi bencana kekeringan di daerahnya.
Karena cadangan air bersih BPBD Kabupaten Semarang untuk mengantisipasi bencana kekeringan kian menipis, menyusul kian meluasnya wilayah dusun yang terdampak krisis air bersih.
“Dari 308 tangki air bersih yang disiapkan BPBD Kabupaten Semarang, saat ini tinggal menyisakan 60 tangki,” kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Rabu (12/9).
Hingga pekan kedua September 2018 ini, jelasnya, BPBD Kabupaten Semarang telah menyalurkan total sebanyak 248 tangki atau 1.240.000 liter air bersih untuk sembilan kecamatan di Kabupaten Semarang yang telah terdampak musim kemarau.
Masing-masing meliputi Kecamatan Ungaran Timur, Pringapus, Jambu, Tengaran, Sumowono, Bringin, Bancak, Suruh, serta Susukan. “Total penyerapan air bersih terbanyak di Kecamatan Bringin yang mencapai 108 tangki air bersih,” tegasnya.
Berikutnya, lanjut Heru, adalah Kecamatan Suruh sebanyak 54 tangki air bersih dan Bancak yang mencapai 30 tangki air bersih. Berdasarkan data ini, wilayah kecamatan yang terdampak kekeringan mengalami pergeseran.
Tahun lalu, kecamatan yang terdampak krisis air bersih cukup parah adalah Kecamatan Bancak, Bringin, dan Pringapus. Pada musim kemarau kali ini, Kecamatan Bancak mulai berkurang, tetapi justru Kecamatan Suruh kian meluas.
Karena jumlah mata air atau sumber air bersih warga di Kecamatan Suruh semakin banyak yang mengalami kekurangan debit lebih awal.
BPBD Kabupaten Semarang, hingga kini masih melakukan dropping air bersih ke sejumlah kecamatan di Kabupaten Semarang. Jika sisa antisipasi air bersih ini telah habis, BPBD akan mengusulkan bantuan air bersih kepada BPBD Provinsi Jawa Tengah.
“Kami mengimbau kepada masyarakat yang kekurangan air bersih untuk melapor kepada BPBD Kabupaten Semarang untuk segera ditindaklanjuti dengan upaya dropping air bersih,” tambah Heru.
Belajar dari pengalaman ini, Heru menegaskan akan mengajak masyarakat untuk menjaga keberlangsungan sumber mata air dengan mengembalikan fungsi kawasan tangkapan air serta melakukan penanaman pohon di sekitar sumber mata air.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih efektif dalam memanfaatkan air bersih yang masih tersedia. Yakni mengutamakan air bersih untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari dulu,” katanya.
Wakil Bupati Semarang, Ngesti Nugraha menambahkan, masyarakat Kabupaten Semarang yang lingkungannya masih mengalami kesulitan air bersih agar berkoordinasi dengan masing-masing perangkat desa.
Kendati begitu, permohonan air bersih ini harus sesuai dengan peruntukannya. Sepanjang peruntukannya memang untuk mengatasi kesulitan warga dalam mendapatkan air bersih tentu akan kami tindaklanjuti.
“Kalau peruntukannya di luar kebutuhan air bersih sehari-hari, BPBD Kabupaten Semarang tidak akan melayani permohonan dropping air bersih,” ujar dia.