Rabu 12 Sep 2018 19:49 WIB

Ini Alasan Rini Mengganti Sejumlah Dirut BUMN

Pergantian untuk menghadapi tantangan perusahaan ke depan.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menjelaskan alasan di balik sejumlah pergantian direktur utama BUMN baru-baru ini. Menurut Rini, pergantian itu adalah hal yang lumrah.

"Ya, biasa itu putaran saja," kata Rini, di Jakarta, Rabu (12/9).

Lebih lanjut Rini menjelaskan, pergantian direktur utama selalu melihat sesuai kebutuhan serta kemampuan dari individu sendiri. Dengan begitu, alasan pergantian antarjajaran direktur di perusahaan BUMN lebih pada kebutuhan dalam menghadapi tantangan terhadap BUMN ke depan.

Baca juga, Ini Sosok Dirut Garuda Indonesia yang Baru.

"Misalnya, Garuda Indonesia. Di Garuda kita butuhkan eskpertis yang bagaimana. Jadi, itu semua kita analisa secara total. Tujuannya untuk tingkatkan kinerja BUMN, kerja lebih erat antara dewan komisaris dan direksi," ujar Rini.

Nama yang muncul menggantikan Pahala N Mansury (direktur utama Garuda Indonesia) adalah Direktur Utama PT Pelindo III I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau akrab disapa Ari Askhara yang juga mantan direktur keuangan Garuda Indonesia.

Baca juga, Nicke Resmi Jadi Dirut Pertamina. 

Sebelumnya, mantan direktur Pertamina Gigih Prakoso Soewarto kini juga menjabat sebagai direktur utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang baru.

Melalui rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPS-LB), Gigih Prakoso yang sebelumnya menjabat sebagai direktur manajemen investasi dan risiko PT Pertamina (Persero) sejak bulan Agustus 2017 didapuk menggantikan Jobi Triananda Hasjim selaku direktur utama PGN sebelumnya.

Pada Agustus lalu, Nicke Widyawati juga secara resmi menjadi direktur utama Pertamina yang baru.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement