REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Untuk pertama kalinya KBRI Berlin menyelenggarakan Indonesia-Germany Start Up Gathering bertempat di Aula KBRI Berlin. Pertemuan yang berlangsung pada Rabu (12/09) dihadiri oleh 33 orang pelaku startup dari Indonesia dan Jerman. Selain pelaku startup, juga hadir tokoh perbankan, investor Jerman serta wakil dari pemerintah Kota Berlin.
“Saya melihat bahwa kerja sama antar komunitas startup Indonesia dan Jerman sangat menjanjikan. Ini adalah bentuk baru people to people contact diplomacy di era milenial saat ini,” ujar Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, saat membuka pertemuan.
Lebih lanjut Oegroseno menyampaikan Indonesia dan Jerman harus mampu merefleksikan potensi riil kedua negara sebagai negara besar di masing-masing kawasan. Pengembangan startup menjadi perhatian khusus Jerman dan Indonesia. Sehingga kerja sama antar komunitas startup ini merupakan salah satu bentuk peningkatan kerja sama konkrit dan cocok dengan tren yang berkembang saat ini. Kerja Sama start up juga akan menjadi salah satu fokus kerja sama Sister City Jakarta-Berlin, yang pada tahun 2019 memasuki tahun ke-25.
“Saat ini Presiden RI, Joko Widodo sedang berada di Vietnam dalam rangka menghadiri World Economic Forum on ASEAN. Dalam lawatannya ke Hanoi, Presiden RI juga akan membahas potensi perluasan pasar Gojek, salah satu startup terkemuka di Indonesia, untuk beroperasi di Vietnam," ujar Oegroseno.
Oegroseno juga memberikan gambaran singkat tentang beberapa fakta penting mengenai Indonesia. Dengan potensi jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, kondisi geografis, dan keberagaman yang dimiliki, Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan startup. Menurut penelitian perusahaan media sosial Inggris, We are Social, pengguna media sosial di Indonesia mencapai 130 juta dengan penetrasi 49 persen. Indonesia tercatat sebagai peringkat ke-4 pengguna facebook terbesar di dunia dan peringkat ke-5 untuk twitter. Tahun 2018, diperkirakan transaksi daring yang dilakukan masyarakat Indonesia mencapai nilai Rp 144 triliun.
Indonesia-Jerman Start Up Gathering yang digagas KBRI Berlin ini menghadirkan tiga pembicara yaitu, Daniel Tumewu dari Hi-Indonesia Consulting yang membahas tema "Creating an Indonesian-Germany Start Up Ecosystem", Hari Tjahjono dari Abyor International dengan judul presentasi "Indonesia’s Start Up: Growth and Potential", dan R Christian Sutardi, Co-Founder Fabelio yang memaparkan "Start Up and Invetment Opportunities in Indonesia: A Germany’s Perspective."
Ketiga pembicara merupakan tokoh startup yang berhasil merambah bisnis startup di Indonesia. Contohnya Hari Tjahjono yang semula hanya memiliki omzet awal Rp 1,8 miliar saat ini telah berkembang menjadi Rp 300 miliar.
Acara gathering yang dikemas dalam suasana yang santai ini juga memberikan kesempatan kepada pelaku startup Jerman untuk berbincang dengan pelaku startup Indonesia. “Acara sore ini baru pertemuan pertama, dan tentunya akan ada pertemuan lanjutan, baik antara para pelaku Jerman-Indonesia secara langsung, maupun pertemuan lanjutan yang difasilitasi KBRI Berlin," kata Oegroseno.