REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Siapa sangka bintang Liverpool Sadio Mane punya masa lalu yang penuh ujian. Sane sempat dilarang oleh orang tuanya untuk bermain sepak bola karena menganggap main bola hanya buang-buang waktu.
Namun, kini Mane menjadi salah satu striker paling berbahaya di Eropa bersama dengan dua rekannya, Mohamed Salah dan Roberto Fiminho. Oleh karena itu, Sane mengungkapkan, orang tuanya tidak percaya Mane bisa sesukses saat ini.
Karena orang tua (ortu) pemain internasional Senegal tersebut ingin anaknya menjadi seorang guru. ''Saya lahir di desa di mana tidak pernah ada pesepak bola yang lolos ke kompetisi utama,'' ujar Mane dikutip dari FourFourTwo, Kamis (13/9).
Saat masih kecil, lanjut Mane, orang tuanya meminta ia belajar dengan giat untuk menjadi guru. Namun bagi pemain 26 tahun tersebut, pekerjaan sebagai pesepak bola adalah satu-satunya cara untuk membantu orang tuanya.
Orang tua Mane masih belum yakin tentang masa depannya sebagai pesepak bola karena tinggal jauh dari ibu kota. Apalagi, hampir tidak ada yang pernah sukses di desanya.
Sehingga orang tuanya menentang cita-cita Mane tersebut. Karena bagi orang tuanya itu tidak mungkin terjadi. Tapi pesimisme orang tuanya tidak membuat semangat Mane kendur. Ia berusaha untuk mewujudkan cita-citanya menjadi pesepak bola. ''Mereka tidak pernah percaya, sampai hari di mana saya menandatangi kontrak profesional,'' kisahnya.
Langkah Mane ke Eropa diawali pada tahun 2011, saat ia bergabung Metz, sebelum akhirnya pindah ke Red Bull Salzburg. Kariernya mulai cemerlang kala ia hijrah ke Liga Primer Inggris dan bermain untuk Southampton.
Kepiawaiannya mengolah si kulit bundar kemudian membuat tim sekelas Liverpool meliriknya. ''Saya mengerahkan segala kemampuan. Hari ini, mereka semua (orang tua) bangga,'' jelas Mane.