REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi mencatat sejak Januari hingga Agustus 2018, ribuan balita di daerah ini terserang penyakit paru-paru basah atau Pneumonia.
"Paru-paru basah merupakan bagian dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang biasanya menyerang balita saat perubahan musim, kondisi cuaca yang tidak menentu serta lingkungan yang tidak bersih," kata Pengelola Program Penanganan ISPA Dinkes Kabupaten Sukabumi, Toto Joko Marsanto di Sukabumi, Kamis (13/9).
Adapun rinciannya dari 2.922 balita yang terserang Pneumonia itu pada Januari 494 balita, Februari 360 balita, Maret 330 balita, April 362 balita, Mei 328 balita, Juni 312 balita dan Juli 347 balita, Agustus 389 balita. Menurutnya, angka kasus Pneumonia di Sukabumi jumlahnya tidak terlalu tinggi. Namun demikian, setiap orang tua wajib memantau kesehatan anaknya khususnya balita karena penyakit ini menyerang paru-paru yang jika telat penanganannya bisa berdampak kepada kesehatannya.
Maka dari itu, ia mengatakan orang tua harus tahu gejalanya dan deteksi dini anaknya. Cara yang paling mudah mendeteksinya yakni menghitung napas balita yang rata-rata 60 kali per menit. Selain itu, periksa kondisi suhu tubuh anak serta cairan yang keluar dari mulut maupun hidungnya. "Atau lebih baik bawa ke sarana kesehatan baik Puskesmas, klinik maupun rumah sakit agar bisa segera mendapatkan penanganan dari pihak medis. Sebab penyakit paru-paru basah cukup berbahaya jika telat pengobatan," ujarnya.
Toto mengatakan untuk antisipasinya jauhkan anak dari asap rokok. Selain itu, ia menganjurkan selalu melakukan progam hidup bersih dan sehat (PHBS) serta memberikan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh anak.