Kamis 13 Sep 2018 19:31 WIB

Puncak Telomoyo Bakal Dijadikan Pusat Sportourism

Pemprov Jawa Tengah akan membantu tiga wilayah penyangga kawasan Telomoyo.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Pengunjung menikmati panorama alam dari puncak Gunung Telomoyo.
Foto: Bowo Pribadi.
Pengunjung menikmati panorama alam dari puncak Gunung Telomoyo.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah tertarik untuk mengembangkan puncak Gunung Telomoyo, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, sebagai kawasan sporturism.

Pemprov Jawa Tengah bahkan siap memberikan dukungan bagi perbaikan infrastruktur dan sejumlah fasilitas penunjang bagi kawasan sportourism, yang berada pada ketinggian 1.894 mdpl tersebut.

Hal ini diungkapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, usai melihat pelaksanaan 4th Gantole Telomoyo Cup 2018, di area lepas landas puncak Telomoyo, Kamis (13/9).

Menurut gubernur, puncak Telomoyo memiliki panorama alam yang luar biasa dan mampu memacu adrenalin. Guna merealisasikan hal itu, Pemprov Jawa Tengah akan  membantu tiga wilayah penyangga kawasan Telomoyo untuk pembangunan infrastruktur.

Seperti diketahui, kawasan Gunung Telomoyo ini masuk dalam wilayah Kabupaten Semarang, Kabupaten Magelang, dan sebagian aksesnya wilayah Kota Salatiga. “Kabupaten tinggal mengajukan saja, dananya sudah siap,” katanya.

Sebenarnya, lanjut Ganjar, pembangunan jalan akses menuju puncak Telomoyo yang kondisinya sudah rusak ini, dilakukan tahun lalu dan anggarannya cuma Rp 6 miliar.

Hanya saja, pengajuan dari pemerintah kabupaten kepada Pemprov Jawa Tengah yang belum dilakukan. Oleh karena itu, gubernur pun meminta yang penting segera diajukan.

Karena ia punya impian kawasan puncak Telomoyo ini akan jadi sportourism andalan. “Masak, di Bali ada ayunan bayar Rp 200 ribu laku, di sini enggak. Sini kan juga tidak kalah bagus,” ujarnya.

Sementara itu, pernyataan Gubernur Jawa Tengah ini menjadi sebuah harapan untuk menjawab kegelisahan Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang telah memiliki kalender kejuaraan internasional di Telomoyo ini.

Setidaknya, ini disampaikan oleh Sekjen PB FASI, Chepy R Nasution. Menurutnya, Kejuaraan Gantole Telomoyo Cup sudah menjadi rujukan pecinta salah satu matra olahraga dirgantara ini.

Bukan hanya nasional, pilot luar negeri pun banyak yang merekomendasikan puncak salah satu gunung Telomoyo ini sebagai spot olahraga gantole yang sangat menantang.

“Beberapa negara dari Eropa maupun Asia pilotnya sangat suka dengan tempat ini. Makanya tahun depan kami kembali mengagendakan kejuaraan internasional,” ungkapnya.

Sebagaimana perhelatan kompetisi internasional, lanjut Chepy, hal utama yang harus disiapkan adalah Infrastruktur. Karena untuk persoalan SDM penyelenggaraan Indonesia terbilang sudah memadahi.

Sebab untuk kejuaraan dunia selain infrastruktur jalan menuju puncak yang mudah diakses, juga perlu dukungan fasilitas kelengkapannya, antara lain seperti tempat lepas landas, toilet, tempat landing dan sebagainya.

Untuk mencapai puncak Gunung Telomoyo, para pilot harus menempuh perjalanan sejauh 7 kilometer. Namun saat ini kondisi jalan tersebut banyak dikeluhkan karena rusak parah.

Kondisi ini sangat berbanding terbalik dengan suasan ketika telah mencapai puncak Telomoyo yang memiliki panorama indah dan sangat menarik.

Oleh karena itu, masih jelasnya, kalau semua itu bisa terpenuhi, mudah bagi Telomoyo untuk menjadi salah satu trademark kejuaraan seri dunia gantole. “Apalagi, ‘orang luar’ suka jika masuk desa- desa kayak gini,” kata Chepy.

Dalam 4th Gantole Telomoyo Cup 2018 kali ini, tercatat 37 pilot dari 10 provinsi ikut ambil bagian. Termasuk dua orang pilot dari negara Jepang.

Salah satu pilot asal Nagoya, Jepang, Hiroshi, juga mengakui Telomoyo sebagai lokasi olahraga gantole yang paling menarik. Ia mengaku belum menemukan tempat serupa di negaranya.

“Saya tidak menemukan keindahan dan tantangan seperti yang ada di gunung Telomoyo ini di Jepang. Makanya saya mengajak salah satu siswanya untuk mencoba kemampuannya di sini,” katanya.

Sementara itu, setelah sempat ada pembatalan lomba di hari pertama, Rabu (12/9) kemarin, para pilot bisa melaksanakan lomba pada hari kedua ini.

Karena cuaca lebih mendukung dibandingkan hari pertama kemarin yang cenderung berkabut. Sebanyak 32 pilot berlomba di nomor Lintas Alam Terbatas (Race to Goal).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement