REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN) Yandri Susanto menyebutkan, tudingan bermain dua kaki Partai Demokrat keliru. Yandri mengatakan hal tersebut karena PAN mengetahui prinsip-prinsip Partai Demokrat dalam membangun komitmen.
"Kami tahu persis bagaimana prinsip-prinsip Demokrat dalam bangun komitmen. Kalau ada tudingan Demokrat main dua kaki, keliru. Rumah besar kalau ada beda pendapat wajar, yang dilihat justru komandannya," ujarnya dalam diskusi 'Isu Dua Kaki Demokrat Ganggu Parpol Koalisi' di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/9).
Ia menyebut, PAN sudah sejak lama bersama dengan Partai Demokrat yakni saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama dua periode dan Pemilihan Gubernur DKI 2017 lalu. Yandri menambahkan, pertemuan SBY dan Prabowo Subianto pada Rabu (12/9) malam menunjukkan Partai Demokrat solid mendukung pasangan bacapres cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Demokrat juga bersungguh-sungguh memenangkan Prabowo-Sandi dalam pemilihan presiden 2019 mendatang. "Diskusi dengan Pak SBY sangat bagus, bagaimana Indonesia ke depan. Beliau berharap Pak Prabowo menang. Kalau ada tudingan Demokrat setengah-setengah dukung Prabowo, itu fitnah," tuturnya.
Ia juga mengatakan, PAN tidak setuju jika Partai Demokrat dipojokkan dengan istilah dua kaki dan dinilai tidak sungguh-sungguh dalam memberikan dukungan kepada Prabowo dan Sandi. Menurut Yandri, sosok SBY yang bersedia menjadi juru kampanye mengonfirmasi Partai Demokrat mendukung Prabowo-Sandi.
Ia menambahkan, Partai Demokrat bisa menangani para kadernya yang tidak sejalan dengan keputusan partai. Para kader yang mendukung pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin dapat diselesaikan dengan baik oleh Partai Demokrat.
"Saya kira kami percaya pada Demokrat bisa merapikan itu semua. Kalau tidak bisa, mari kita saling menghormati," kata Yandri.