REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS melemah terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (13/9) atau Jumat (14/9) pagi WIB. Pelemahan dolar AS karena investor mempertimbangkan beberapa data ekonomi terbaru.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Kamis (13/9) bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK) AS meningkat 0,2 persen pada Agustus dalam basis disesuaikan secara musiman. Sementara itu, para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan IHK sebesar 0,3 persen.
Peningkatan indeks-indeks untuk tempat tinggal dan energi merupakan kontributor utama terhadap kenaikan IHK AS. Menurut Departemen Tenaga Kerja, dalam pekan yang berakhir 8 September, angka klaim pengangguran awal AS menurun 1.000 menjadi 204 ribu dari tingkat yang direvisi minggu sebelumnya.
Ini merupakan level terendah untuk klaim awal pengangguran sejak 6 Desember 1969 ketika itu berada di angka 202 ribu.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,30 persen menjadi 94,5207 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi 1,1692 dolar AS dari 1,1631 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3111 dolar AS dari 1,3055 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7195 dolar AS dari 0,7177 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,88 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,23 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9659 franc Swiss dari 0,9700 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2990 dolar Kanada dari 1.2987 dolar Kanada.