Jumat 14 Sep 2018 12:07 WIB

Indonesia-Sri Lanka Bermitra di Sektor Industri Kereta Api

Sri Lanka berencana mengimpor 60 gerbong kereta buatan PT INKA.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Presiden Joko Widodo berfoto bersama dengan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe seusai melakukan pertemuan di sela perhelatan World Economic Forum (WEF) on Asean di Hanoi, Vietnam, Selasa (11/9). Turut hadir dalam pertemuan bilateral itu, antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Foto: Biro Pers Setpres
Presiden Joko Widodo berfoto bersama dengan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe seusai melakukan pertemuan di sela perhelatan World Economic Forum (WEF) on Asean di Hanoi, Vietnam, Selasa (11/9). Turut hadir dalam pertemuan bilateral itu, antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Sri Lanka bertekad menguatkan kerja sama di sektor industri guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara. Kesepakatan ini merupakan hasil pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe di sela perhelatan World Economic Forum (WEF) on ASEAN di Hanoi, Vietnam, Selasa (11/9).

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai, banyak peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan Indonesia melalui kemitraan dengan Sri Lanka, seperti di sektor industri perkeretaapian. Pemerintah Indonesia pemerintah telah menawarkan kerja sama 'Paket Lengkap' kepada Sri Lanka guna membangun fasilitas dan infrastruktur di negara tersebut.

"Jadi bukan hanya untuk menjual gerbong kereta api saja, tetapi juga menawarkan pembuatan sistem persinyalan, rel, hingga depot dan stasiun," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (14/9).

Pada kesempatan yang sama, dibahas juga mengenai tindak lanjut dari rencana Sri Lanka untuk membeli 60 gerbong kereta api produksi PT INKA. Menurut Airlangga, rencana ini merupakan salah satu komitmen Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar Indonesia dapat berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur di Sri Lanka.

Indonesia saat ini termasuk salah satu pemain industri manufaktur sarana kereta api terbesar di Asia Tenggara. Produk industri kereta api dalam negeri telah mampu memenuhi pesanan pasar domestik maupun luar negeri, khususnya ke negara berkembang dan kawasan regional.

Menurut catatan Kemenperin, industri penunjang kereta api di dalam negeri sudah mampu memproduksi sekitar 70 persen dari total kebutuhan komponen, termasuk rangka kereta api. Airlangga berharap, industri ini mampu memenuhi sampai 80 persen dari jumlah kebutuhan dalam dua sampai tiga tahun ke depan.

Untuk itu, pemerintah telah mendorong PT INKA agar terus melakukan kegiatan pembinaan terhadap industri komponen berskala kecil dan menengah. Tujuannya, agar Indonesia mampu menghasilkan produk yang mutunya sesuai standar dan bisa digunakan dalam industri perkeretaapian.

"Kami terus memacu industri perkeretaapian nasional agar dapat menguasai pasar domestik dan semakin berperan dalam supply chain industri perkeretaapian untuk pasar global," ucap Airlangga.

Kemenperin juga aktif memacu industri kereta api nasional agar terus melakukan inovasi teknologi khususnya untuk produk-produk yang berorientasi ekspor. Selain itu, secara proaktif, menjalin kerja sama bisnis dan promosi dalam rangka meningkatkan akses pasar ke negara-negara yang memiliki potensi pasar cukup besar. Khususnya, di kawasan Asia seperti Pakistan, Sri Lanka, Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Zambia, Nigeria dan Mesir.

Selain di sektor perkeretapian, Pemerintah Indonesia dan Sri Lanka juga menindaklanjuti kesepakatan sebelumnya dalam bidang perdagangan. Salah satunya adalah upaya bersama kedua negara untuk mengekspor pakaian jadi ke Uni Eropa.

Jokowi menuturkan, upaya pengajuan bersama ke Komisi Eropa terkait pengiriman pakaian jadi akan membuka akses pasar ke Uni Eropa. "Kami harus melanjutkan pendekatan intensif kita sehingga proposal dapat diterima oleh Uni Eropa," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement