Jumat 14 Sep 2018 19:17 WIB

Pertamina Lanjutkan Pengembangan Wisata Mangrove di Pariaman

Pertamina menyalurkan dana sebesar Rp 285 juta untuk pengembangan wisata.

Hutan mangrove. (Ilustrasi)
Foto: dok. Republika
Hutan mangrove. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- PT Pertamina MOR I melalui Terminal Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Minangkabau menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Dana CSR tersebut diperuntukan untuk melanjutkan pengembangan wisata mangrove di Kota Pariaman, Sumatera Barat.

Operation Head Terminal DPPU Minangkabau Abdul Muis di Pariaman, Jumat (14/9), mengatakan, pihaknya menyalurkan dana sebesar Rp 285 juta untuk melanjutkan pengembangan jalur pejalan kaki atau "tracking" di kawasan hutan mangrove yang juga berada dalam wilayah konservasi penyu di Jalan Buntu Ampalu kecamatan Pariaman. "Kami fokus membantu pengembangan kawasan ini menjadi lebih besar dan menarik wisatawan datang ke lokasi ini sehingga berdampak bagi masyarakat dan lingkungan," kata dia.

Menurut dia, salah satu cara menikmati kawasan hutan mangrove dengan cara membuat tempat pejalan kaki. Sehingga pegunjung dapat masuk menikmati dan mempelajari hutan tesebut.

Sebelumnya Pertamina telah membuat jalur pejalan kaki sepanjang sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter dengan dana CSR sebesar Rp 350 juta. "Kami ingin kawasan ini menjadi salah satu destinasi wisata karena selain hutan mangrove ada juga konservasi penyu yang memiliki tiga dari tujuh jenis penyu yang dilindungi," kata dia.

Wali Kota Pariaman Mukhlis Rahman mengapresiasi langkah Pertamina yang menyalurkan dananya untuk membangun jalur pejalan kaki di kawasan ini. Ini merupakan salah satu cara pelestarian lingkungan yang diharapkan.

"Kita berharap pengembangan ini dapat terus berlanjut, hutan bakau kita sedikit yakni hanya 10 hektare dan dengan pengelolaan yang baik yang sedikit ini dapat dikembangkan sehingga menjadi daya tarik wisata," katanya.

Ia mengakui keberadaan kawasan konservasi penyu dan hutan Mangrove ini mampu menarik wisatawan dan ini berdampak bagi masyarakat. Lapak-lapak pedagang milik masyarakat mulia tumbuh menjual makanan dan cendera mata.

"Tinggal bagaimana kita melakukan pengelolaan lokasi pedagang agar lebih indah. Pembangunan ini membuat perekonomian masyarakat sekitar menjadi lebih baik," kata dia.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement