REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Memakmurkan Masjid (Gemas) ambil bagian dalam proses recovery di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pendiri Gemas, Romadi Yanto mengatakan, pihaknya berinisiasi terhadap permasalahan yang melanda.
“Kami punya concern yakni bagaimana keadaan masjid di daerah ini. Karena dari masjid dan mushala-lah kegiatan-kegiatan dan pendidikan anak-anak dimulai.” paparnya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (14/9)
Romadi mengungkap, masyarakat di sana sudah kembali beraktifitas, walaupun belum berjalan normal karena seluruh masyarakat masih terfokus untuk recovery total.
“Sudah jalan 3 minggu aktifitas, termasuk madrasah-madrasah, berjalan. Namun belum bisa dilakukan dengan normal,” kata dia.
Gemas, kata dia, juga menyoroti masalah pendidikan anak-anak setempat. Karena pendidikan adalah poin penting bagi generasi bangsa. Romadi juga menjelaskan bahwa Gemas sedang dalam proses membangun “Sekolah Darurat” untuk menjadi tempat sementara untuk proses belajar dan mengajar.
“Pendidikan anak-anak harus tetap berjalan, maka dari itu kami sedang mencanangkan pembangunan madrasah kedepannya. Titipan (sumbangan –red) sudah ada. Insya Allah.”
Bangun Rumah
Menurut Romadi, di Lombok saat ini sedang mengalami musim hujan. Dengan kondisi demikian, maka diperlukan tempat untuk masyarakat berlindung dari hujan.
“Gemas juga sedang membangun rumah semi-permanen, dikarenakan warga masih trauma untuk membangun rumah permanen. Karena di sana masih sering terjadi gempa-gempa susulan,” ungkapnya.
“Kami juga menyalurkan bantuan berupa sembako, pakaian dan sebagainya. Ini yang sudah diamanahkan kepada kami dari para donatur.” lanjutnya.
Gemas juga berencana untuk menetap di Lombok selama 6 bulan ke depan, berbaur dengan masyarakat sekitar untuk saling membantu agar masyarakat dapat recovery dengan cepat.
“Senin besok (17/9) kami akan ke sana lagi. Insya Allah.” papar Romadi.