REPUBLIKA.CO.ID, TABANAN -- Festival Jatiluwih, Kabupaten Tabanan resmi dibuka, Jumat (14/9). Pembukaan dilakukan oleh stakeholder Pemerintah Daerah dan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (RI) di D’Uma Jatiluwih Art & Culture Hill, Desa Jatiluwih, Kecamatan Panebel, Kabupaten Tabaan Bali.
Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti berharap dengan adanya festival tersebut, kunjungan wisatawan ke Jatiluwih dapat meningkat. Target kunjungan wisatawan lokal, nasional hingga interasional diharapkan mengalami penambahan hingga 30 persen dari realiasasi gelaran tahun sebelumnya. Pada 2017 Jatiluwih Festival didatangi sekitar 1.000 pengunjung.
“Jatiluwih yang sudah di tetapkan oleh UNESCO sebagai world heritage ini merupakan kebanggaan warga Tabanan,” ungkap Eka.
Selama 2017, jumlah wisatawan yang berkunjung ke desa Jatiluwih rata-rata mencapai sekitar 250 ribu, 80 persen di antaranya merupakan wisatawan asing kebanyakan dari Eropa. Wisatawan domestik sendiri baru banyak mengunjungi Jatiluwih pada akhir minggu yakni dengan kisaran 40-50% dari total wisatawan. Dan rata-rata kunjungan pada Agustus 2018 mencapai sekitar 1.600-1.800 orang per hari.
“Di Sepanjang jalan menuju tempat acara kita melihat hamparan sawah yang luar biasa, udaranya juga sangat segar, inilah surga kami dan destinasi ini adalah harta karun kami masyarakat Tabanan," kata Eka.
Pada pembukaan tersebut, turut dihadiri pula oleh Kementerian Pariwisata RI yang diwakili oleh Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata I Gede Pitana, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali AA Gede Yuniartha Putra, Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, dan pejabat muspida Tabanan.
Pengunjung festival akan diajak melakukan trekking di sekitar sawah sejauh 3 kilometer sebelum memasuki lokasi pagelaran. Panitia juga menyipkan paket camping, sehingga wisatawan bisa merasakan bermalam di area pesawahan yang sejuk.