REPUBLIKA.CO.ID, NGAWI -- Sebanyak 30 desa dari 217 desa di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mengalami krisis air bersih pada musim kemarau 2018 ini. Puluhan desa itu pun kini berstatus kering kritis.
"Sesuai pemetaan BPBD, ada 45 desa di Kabupaten Ngawi yang kesulitan air bersih saat musim kemarau tahun ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 30 desa di antaranya dinyatakan krisis air bersih atau kering kritis. Sedang 10 desa sisanya hanya kesulitan air bersih, namun belum sampai kritis," ujar Kepala Pelaksana BPBD Ngawi Eko Heru Tjahjono kepada wartawan, Sabtu (15/9).
Menurut dia, 30 desa yang masuk kategori kering kritis tersebut terdapat di delapan wilayah kecamatan. Yakni, Kecamatan Ngawi terdapat dua desa dan Kecamatan Pitu ada lima desa.
Kemudian, Kecamatan Kedunggalar sebanyak dua desa, Kecamatan Karanganyar delapan desa, Kecamatan Bringin tujuh desa, Kecamatan Karangjati tiga desa, Kecamatan Kasreman dua desa, dan Kecamatan Padas satu desa. "Kecamatan yang paling banyak terdampak kekeringan adalah Karanganyar dengan delapan desa, kemudian Bringin dengan tujuh desa, dan Kecamatan pitu lima desa," kata dia.
Guna menanggulangi bencana kekeringan tersebut, pihak BPBD Ngawi telah mengirimkan bantuan air bersih secara berkala dan terjadwal. "Bantuan air bersih diberikan secara kontinu ke desa-desa yang mengalami kering kritis. Di antaranya Desa Cantel dan Dumplengan di Kecamatan Pitu," katanya.
Ia menambahkan, pihaknya juga intensif melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur terkait penanganan bencana kekeringan tersebut.