REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seiring dengan situasi ganasnya Badai Florence di dua wilayah Amerika Serikat (AS) Presiden Donald Trump dilaporkan justru tengah terpaku pada sebuah berita terbaru mengenai dirinya. Berita itu berkaitan dengan Badai Maria yang melanda Puerto Rico pada September 2017 lalu.
Trump disebut merasa sangat jengkel dengan beredarnya video yang memperlihatkan sikap dirinya terhadap pekerja yang membantu penanganan bencana tersebut. Saat itu, ia terlihat melemparkan gulungan kertas tisu kepada para pekerja, yang sekaligus menunjukkan bagaimana pria berusia 72 tahun itu tidak memiliki empati.
Dalam sebuah wawancara dengan mantan gubernur Arkansas Mike Huckabee pada Oktober 2017, Trump mengatakan bahwa ia melihat kerumunan banyak orang yang berteriak dengan riang. Menurutnya, mereka mengatakan ‘lemparkan’ ‘lemparkan’.
“Mereka memiliki tisu yang lembut dan bagus ini dan mengatakan lemparkan itu kepada kami tuan presiden, saya sangat bersenang-senang saat itu,” ujar Trump.
Namun, keesokan harinya, Trump mengatakan bahwa mereka menganggap tindakan tersebut tidaklah sopan. Miliarder itu kemudian mengaku bahwa apa yang dilakukannya hanyalah sebuah akting atau hal yang dibuat-buat.
Dalam bencana Badai Maria di Puerto Rico, jumlah korban tewas adalah 34 orang. Jutaan rumah dan tempat usaha hancur, membuat salah satu kerugian terbesar dalam sejarah AS dan kedua terbesar di dunia.
Trump ketika itu mengatakan bahwa dirinya tak dapat disalahkan atas bencana yang terjadi. Ia kemudian menegaskan bahwa Puerto Rico menjadi salah satu wilayah yang sukses, namun sebelum badai menerjang, begitu banyak masalah yang justru terjadi di sana.
“Puerto Rico sangat sukses, ini adalah salah satu pekerjaan terbaik yang kami lakukan sehubungan dengan apa yang terjadi,” Trump menambahkan.
Pernyataan Trump mengundang banyak perhatian serta kecaman, diantaranya dari Wali Kota San Juan, Puerto Rico, Carmen Cruz. Ia menilai bahwa apa yang disebut oleh orang nomor satu di Negeri Paman Sam itu tercela dan bersifat menghina.
“Ia tidak memiliki solidaritas, simpati, dan tak ada empati untuk apapun yang tidak membuat ia terlihat bagus,” Cruz mengatakan.