REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Ibu kota Cina, Beijing, menargetkan pengurangan polusi kendaraan sebesar 30 persen pada 2020 dari total emisi pada 2017. Hal itu akan dilakukan dengan cara mempromosikan dan mendorong kepemilikan kendaraan energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Beijing mendorong kepemilikan kendaraan ramah lingkungan sebanyak 400 ribu unit pada 2020, kata pemerintah seperti dilansir Reuters, Sabtu (15/9). Pemerintah akan memelopori langkah itu dengan mengonversi kendaraan pos, pengiriman barang, dan layanan pembersihan jalan dari tipe konvensional menjadi mobil listrik pada 2020.
Kota itu juga akan mengeliminasi lebih dari 1.000 pabrik yang menghasilkan polusi pada 2020. Beijing, bersama dengan Shanghai dan Guangzhou, merupakan kota-kota di Cina yang memimpin penggunaan bahan bakar bensin dan solar dengan kadar yang bersih.
Sebelumnya, menurut Health Effects Institute (HEI), Negeri Tirai Bambu menghadapi sekitar 1,6 juta kematian dini per tahun akibat polusi udara. HEI, sebuah lembaga penelitian kesehatan yang berbasis di Amerika Serikat (AS) mengatakan, Pemerintah Cina telah mereduksi konsentrasi partikel berbahaya yang dikenal sebagai PM2.5 sebesar 6,5 persen di 338 kota pada 2017.
Kawasan utara yang rawan asap juga telah memenuhi target kualitas udara 2013-2017. Hal tersebut berhasil dilakukan setelah Pemerintah Cina memangkas hasil industri, konsumsi batu bara, dan lalu lintas.
Kendati demikian, studi HEI menunjukkan kematian akibat polusi udara di Cina masih dapat meningkat. Hal itu karena secara keseluruhan kualitas udara di negara tersebut masih di bawah standar.