REPUBLIKA.CO.ID, TUGUEGARAO -- Topan Mangkhut mengarah ke Hong Kong dan Cina Selatan setelah menghantam bagian utara Filipina. Angin kencang disertai dengan hujan lebat menyebabkan 12 orang tewas.
Penasihat Presiden Filipina Francis Tolentino mengatakan 12 orang yang tewas tersebut kebanyakan karena longsor atau tertimbun rumah mereka yang ambruk. Hal itu karena kencangnya angin dan derasnya hujan yang menerpa permukiman mereka, di Provinsi Nueva Vizcaya.
"Mereka tidak bisa memutuskan kemana mereka akan pergi," kata Tolentino seperti dilansir dari Washington Post, Ahad (16/9).
Kini Topan Mangkhut mengarah ke Hong Kong dan Cina Selatan yang padat penduduk. Badai terkuat sepanjang tahun ini menghantam Pulau Luzon, Filipina. Daerah yang memiliki banyak persawahan dan sejarah longsor yang mematikan. Lebih dari lima juta jiwa terhantam badai dengan kecepatan 155 kilometer per jam tersebut.
Cina dan Filipina pun menunda kunjungan Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi. Badai tersebut menyebabkan 150 penerbang dibatalkan. Pusat Observasi Hong Kong menyatakan meski badai Mangkhut sedikit melemah tapi curah hujannya semakin besar. Diperkirakan gelombang badai akan setinggi 3 setengah meter dari permukaan laut di pelabuhan Victoria. Mereka juga telah meminta warga untuk tidak mendekati garis pantai.
Tolentino mengatakan setidaknya dua orang masih hilang karena badai itu. Sementara itu Wali Kota Baguio, Mauricio Domogan mengatakan setidaknya ada tiga orang tewas dan enam lainnya hilang di pegunungan Baguio setelah angin dan hujan kencang menghancurkan beberapa rumah dan menyebabkan longsor di daerah itu. Belum dipastikan korban tewas yang dimaksudkan Tolentino termasuk dengan korban tewas di Baguio.
Di Cagayan pemerintah Filipina sudah memastikan ada tiga orang korban tenggelam dan dua diantaranya anak-anak. Sementara, 70 orang sudah kembali ke rumah masing-masing karena badai sudah mulai mereda. Sebelumnya 87 ribu orang dievakuasi dari dari rawan bencana. Pemerintah pun sempat menghimbau agar warga tidak kembali ke rumah mereka sebelum badai benar-benar reda.
Sementara itu, Hong Kong mulai mempersiapkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Maskapai Cathay Pasific membatalkan semua penerbangan mereka dari pukul 14.00 sampai 04.00 waktu setempat.
"Karena Topan Mangkhut akan membawa angin dan hujan dengan kecepatan, jangkauan dan kekuatan yang luarbiasa, persiapan dan respons kami lebih keras dari sebelumnya," kata Menteri Pertahanan Hongkong, John Lee Ka-chiu.
Cina pun sudah mengevakuasi 51 ribu orang di Provinsi Fujian. Para warga yang kebanyakan nelayan sudah kembali ke rumah mereka. Ada sekitar 11 ribu kapal nelayan yang kembali ke pelabuhan pada Sabtu (15/9) kemarin. Mereka pun segera mengikuti himbauan pemerintah Cina untuk mengungsi.
Pusat Badan Meteorologi Cina menyatakan badai Mangkhut akan menghantam Provinsi Guangdong. Layanan kapal ferry di Selat Qiongzhou dihentikan sementara. Helikopter dan kapal tunda diberangkat ke Guangdong untuk menerjunkan para petugas keselamatan dan memperingkatkan akan ada badai ke kapal-kapal nelayan yang masih berlayar.
Baca: Badai Florence Bawa Banjir di AS, Korban Tewas Bertambah