REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Petinju Gennady "GGG" Golovkin mendapatkan kekalahan untuk pertama kali dalam karier tinju profesionalnya. Ia dikalahkan petinju asal Meksiko Saul "Canelo" Alvarez yang memenangi duel 12 ronde itu di Las Vegas, Sabtu (16/9) malam.
Dalam laga tanding ulang setelah pertemuan kontroversial keduanya 12 bulan lalu, Alvarez merebut gelar juara dunia kelas menengah itu dengan keunggulan poin tipis. Satu juri memberi poin 115-113 untuk Alvarez, sementara satu juri lainnya memberi poin 114-114 untuk hasil imbang.
Kantor berita Reuters pada Ahad (17/9) melaporkan, pertarungan yang digelar di T-Mobile Arena itu dipadati tak hanya oleh penikmat tinju. Namun juga selebriti termasuk Mike Tyson, aktor Will Smith, dan pebasket LeBron James.
Golovkin, petinju asal Kazakhstan itu, mendaratkan dua pukulan telak ke kepala Alvarez di ronde-ronde terakhir. Ini menyebabkan luka terbuka di atas mata kiri Alvarez.
Namun demikian, Alvarez di akhir pertandingan memperbaiki rekor kariernya dengan total 50 kali menang, 1 kalah, dan 2 imbang, termasuk 34 kali menang dengan KO. Sedangkan, catatan Golovkin menjadi 38 kali menang, 1 kali kalah, dan 1 kali imbang, termasuk menang 34 kali dengan KO.
Kekalahan tersebut merupakan yang pertama kalinya bagi Golovkin (36 tahun) sejak kejuaraan amatir dunia pada 2005. "Pertarungan tadi sangat ketat," kata Alvarez di pinggir ring usai merebut gelar juara dunia WBC, WBA, IBO, dan Ring Magazine itu. "Saya mengincar menang KO tapi itu sulit. Dia adalah petarung hebat tapi di akhir saya yang menang."
Sementara itu, Golovkin mengaku sudah memberikan yang terbaik walaupun keputusan juri berkata sebaliknya. "Saya tidak akan bilang siapa yang menang malam ini karena kemenangan menjadi milik Canelo menurut para juri," kata Golovkin kepada ESPN. "Saya rasa tadi adalah pertandingan yang sangat bagus untuk para fan dan sangat menyenangkan. Saya kira saya bertarung lebih baik dari dia.
Pengamat tinju ESPN Teddy Atlas setuju dengan Golovkin dengan mengatakan tak diragukan lagi, Golovkin memenangi pertarungan itu. "Pada akhirnya itu adalah keputusan yang salah," kata Atlas.