REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Memasuki puncak musim kemarau, jumlah desa yang mengalami kekurangan air bersih di Kabupaten Kuningan terus bertambah. Namun, upaya pendistribusian bantuan air bersih ke salah satu desa belum bisa dilakukan karena terkendala medan yang berat.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan, Agus Mauludin, menyebutkan, hingga awal September ini, daerah yang mengalami kekurangan air bersih di Kabupaten Kuningan tersebar di enam desa. Yakni, Desa Cihanjaro, Desa Simpayjaya dan Desa Sukasari di Kecamatan Karangkancana, Desa Pamupukan di Kecamatan Ciniru, Desa Jambugeulis di Kecamatan Cigandamekar dan Desa Cileuya di Kecamatan Cimahi.
"Total jumlah keluarga yang terdampak ada 2.259 atau 6.445 jiwa,‘’ ujar Agus, Ahad (16/9).
Terhadap desa-desa yang kekurangan air bersih tersebut, Agus menyatakan, pihaknya sudah mendistribusikan bantuan air bersih. Bahkan, pendistribusian air bersih dilakukan secara rutin dengan bekerja sama dengan sejumlah instansi terkait lainnya, termasuk PDAM Kabupaten Kuningan.
Namun, Agus mengakui, ada satu desa yang hingga kini belum mendapatkan bantuan air bersih, yakni Desa Pamupukan, Kecamatan Ciniru. Hal itu dikarenakan akses jalan yang rusak, serta kondisi jalan yang berupa tanjakan maupun turunan yang sangat curam. Kondisi tersebut menyulitkan mobil tangki untuk menuju lokasi.
Di Desa Pamupukan, terdapat dua dusun yang mengalami kekurangan air bersih. Yaitu, Dusun Jombang dan Dusun Bakom. Hingga saat ini, warga di kedua dusun tersebut masih berusaha bertahan dengan sumber mata air yang ada.
"Kami sudah mengusulkan agar segera dilakukan pipanisasi air bersih untuk Desa Pamupukan," kata Agus.