REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Migrant Care mengutuk keras adanya tenaga kerja wanita (TKW) yang diperjualbelikan secara online melalui sebuah situs di Singapura. Kejadian ini amat disayangkan karena untuk kesekian kali kejadian serupa menimpa para TKW Indonesia.
"Kami menuntut adanya tindakan hukum atas penayangan penjualan pekerja migran Indonesia di situs Carousell," kata Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo melalui siaran pers, Ahad (16/9).
Menurut Wahyu, tuntutan hukum harus dilakukan karena kejadian tersebut sering kali menimpa TKW asal Indonesia. Dengan melakukan upaya hukum besar diharapkan akan membuat jera para pelaku yang mencoba bermain-main dengan para TKW Indonesia.
Dulu, ungkap Wahyu, para TKW tersebut dengan sengaja dipertontonkan di gerai-gerai di Singapura. Tentu saja, menurutnya, apa yang dilakukan pelaku ini sangat merendahkan martabat TKW asal Indonesia. "Ini sangat tidak adil dan merendahkan martabat PRT migran Indonesia," jelasnya.
Bukan saja di Singapura, lanjut Wahyu, di Malaysia pun TKW Indonesia diperlakukan sama. Para TKW tersebut diiklankan secara masif kemudian dipasang dan ditempel di jalan-jalan. "Di Malaysia, pernah ada iklan masif yang tertempel di jalan-jalan Kuala Lumpur bertuliskan 'Indonesia Maid on Sale'," terang dia.
Oleh karena itu, sambung Wahyu, ketika kejadian serupa kembali menimpa para TKW Indonesia, pihaknya sangat mengecam keras. "Migrant Care mengecam keras eksploitasi yang sudah memperbudak manusia dan menuntut adanya tindakan hukum para pelakunya," kata dia.
Wahyu juga meminta agar ke depan harus ada standar dan code of conduct dalam memberikan informasi mengenai lowongan kerja. Serta untuk mempekerjakan PRT migran Indonesia harus dengan syarat-syarat hak asasi manusia.