REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, Inggris, menyelenggarakan Festival Pencak Silat yang melibatkan beberapa perguruan silat di Inggris. Kegiatan ini merupakan kerja sama dengan Federasi Pencak Silat UK (PSF UK) dan menjadi festival silat pertama yang diselenggarakan KBRI London.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris merangkap Irlandia dan International Maritime Organization (IMO), Dr Rizal Sukma pada saat membuka secara resmi Festival Pencak Silat 2018 menyampaikan ucapan terima kasih kepada penyelenggara festival ini. “Terima kasih kepada Federasi Pencak Silat UK (PSF UK) di bawah pimpinan Aidinal Alrashid dan para pesilat dari beberapa perguruan tersebut atas kerja samanya dalam persiapan dan penyelenggaraan kegiatan Festival Pencak Silat 2018,” katanya dalam siaran pers pada Republika.co.id, Senin (17/9).
PSG UK secara aktif telah melakukan pembinaan dan pengembangan pencak silat di Inggris sejak tahun 1994. Saat ini, terdapat kurang lebih lima perguruan silat yang aktif di bawah pembinaan PSF UK. Lima perguruan tersebut yakni Perguruan Gerak Ilham, Kuntao Matjan, Silek Harimau Minangkabau, Panglipur, dan Persaudaraan Setia Hati Teratai.
Rizal Sukma juga mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilakukan PSF UK selama ini dalam mengembangkan dan mempromosikan pencak silat di Inggris. Ia menegaskan sebagai warisan budaya leluhur bangsa Indonesia, pencak silat merupakan aset budaya Indonesia yang perlu dilestarikan dan dapat dimanfaatkan untuk mempererat hubungan Inggris dan Indonesia melalui jalinan people-to-people contact.
Wakil Dubes RI London Adam M Tugio dan Sekretaris Jenderal Federasi Pencak Silat UK Sue Gault turut hadir dalam acara ini. Setelah resmi dibuka, satu persatu pesilat dari lima perguruan silat di Inggris memasuki arena Seymour Centre yang terletak di jantung Kota London.
Berry Natalegawa, salah seorang pesilat yang bertindak sebagai pembawa acara pada pagi itu, memanggil seluruh pesilat untuk mengambil tempat di tengah-tengah arena. Penonton yang menyaksikan dengan seksama dari balkon memperhatikan prosesi masuknya para pesilat tersebut yang berjalan dengan bangga seperti layaknya para atlet ketika memasuki arena pertandingan olah raga.
Antusiasme penonton semakin meningkat ketika menyaksikan seluruh pesilat menampilkan berbagai jurus yang indah dan mengagumkan. Dengan lincah masing-masing pesilat dari berbagai perguruan tersebut secara bergiliran memperlihatkan kemampuan seni bela diri yang memiliki keragaman dan keunikannya tersendiri. Ada yang tampil beregu, melakukan rangkaian jurus yang teratur dan kompak. Ada juga yang menampilkan skenario perkelahian baik dengan tangan kosong, maupun menggunakan beberapa peralatan seperti tongkat, golok, maupun kipas.
Tidak kalah menarik penampilan solo Kurniati, mahasiswi yang tengah menempuh pendidikan S3 di Birmingham. Mewakili Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Teratai, Kurniati tampil begitu menawan, gerakannya yang gemulai namun berisi, memperlihatkan kualifikasinya sebagai atlet nasional silat Indonesia.
Tepuk tangan penonton seringkali menyelingi penampilan para pesilat dari berbagai perguruan tersebut. Festival Pencak Silat 2018 juga dihadiri oleh Cecep Arif Rahman, pesilat dari Perguruan Panglipur yang telah membintangi beberapa film berkelas dunia, di antaranya The Raid 2 dan Star Wars: The Awakening Forces.
Kang Cecep, biasa ia dipanggil, bersama dua orang pesilat lainnya dari Indonesia menampilkan drama perkelahian tiga arah yang sangat menarik, di mana ketiga pesilat memperlihatkan teknik pukulan, tendangan, sapuan, kuncian, dan bantingan yang sangat apik. Decak kagum penonton yang sesekali berteriak menunjukan betapa senang mereka menyaksikan pertunjukan pencak silat yang jarang mereka saksikan di Inggris.
Dave, salah seorang penonton merasa beruntung dapat menyaksikan penampilan Kang Cecep yang dikatakannya persis seperti yang ia lihat dalam film The Raid 2. Tari Indang dari Sumatera Barat menyelingi kegiatan festival tersebut. Para penonton cukup banyak yang menyampaikan pertanyaan dan komentar ketika mendengar cerita Kang Cecep, yang berawal sebagai tenaga pengajar di salah satu sekolah di Garut dan melatih silat kepada komunitas di sekitarnya sampai menjadi aktor silat pada beberapa film laga dan melanglang buana, menginspirasi generasi muda di berbagai belahan dunia.
Pada kegiatan Festival Pencak Silat 2018, penonton yang tidak kurang dari 300 orang tersebut mendapat kesempatan untuk menyaksikan demonstrasi berbagai jurus silat baik dari aspek seni, maupun sebagai unsur olahraga dan bela diri. Penonton yang berminat juga dapat berlatih bersama dalam sesi workshop yang dibagi dalam lima perguruan dengan rotasi pengajar setiap 30 menit. Dalam hal ini setiap peserta workshop mendapat pengalaman belajar silat dari lima perguruan yang berbeda.
Sebanyak 85 orang turun ke arena untuk mengikuti pelatihan silat bersama para instruktur. Yang menarik adalah adanya sekelompok anak-anak berusia antara 5-10 tahun yang mengikuti pelatihan tersebut. Anak-anak tersebut dipisahkan dari kelompok lainnya dan didampingi orang tua masing-masing. Mereka juga mendapat kesempatan belajar dari lima perguruan yang tampil pada acara tersebut.
Aidinal Alrashid, Ketua Federasi Pencak Silat UK yang menyaksikan kegiatan festival sejak awal hingga akhir, menyampaikan terima kasih kepada KBRI London yang telah berinisiatif menyelenggarakan acara tersebut. Aidinal lebih jauh mengatakan ia merasa bahagia dan bangga melihat penampilan yang luar biasa dari perguruan-perguruan di bawah binaan organisasinya. Ia berharap kegiatan tersebut dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan di masa depan.
Adapun KBRI London mengharapkan melalui kegiatan ini, masyarakat Inggris semakin mengenal Indonesia yang memiliki kekayaan seni dan budaya yang menarik sehingga dapat meningkatkan jumlah wisatawan Inggris ke Indonesia.