Senin 17 Sep 2018 12:37 WIB

SMK Pertanian Didorong Produksi Tanaman Sayuran dan Buah

SMK Negeri 1 Petang Bali jadi sekolah percontohan pertama program Smarts-Be.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Gita Amanda
Pusat penelitian biologi tropika Asia Tenggara, Seameo Biotrop bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan memperbanyak pengimplementasian Program Sekolah Mandiri Produksi Sayuran dan Buah Edukasi (Smarts-Be). Sekitar 30 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang agribisnis dan agroteknologi seluruh Indonesia menjadi sasaran kegiatan tahap pertama.
Foto: MUTIA RAMADHANI/REPUBLIKA
Pusat penelitian biologi tropika Asia Tenggara, Seameo Biotrop bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan memperbanyak pengimplementasian Program Sekolah Mandiri Produksi Sayuran dan Buah Edukasi (Smarts-Be). Sekitar 30 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang agribisnis dan agroteknologi seluruh Indonesia menjadi sasaran kegiatan tahap pertama.

REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Pusat penelitian biologi tropika Asia Tenggara, Seameo Biotrop bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan mendorong seluruh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang agronomi dan agroteknologi untuk memproduksi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan unggulan secara mandiri. Hal ini dilakukan lewat Program Sekolah Mandiri Produksi Sayuran dan Buah Edukasi (Smarts-Be).

SMK Negeri 1 Petang, Kabupaten Badung, Provinsi Bali menjadi satu dari 30 SMK percontohan tahap pertama program ini. Koordinator Program Smarts-Be, Supriyanto menilai pemilihan SMK Negeri 1 Petang karena sekolah ini berada di daerah pertanian yang menyuplai buah dan sayuran untuk Bali, seperti jeruk kintamani dan asparagus.

"Bali juga destinasi pariwisata dunia yang membutuhkan bangan pangan berupa sayur buah secara berkualitas dan berkesinambungan," katanya kepada Republika.co.id, Senin (17/9).

Jeruk kintamani merupakan ciri unggulan Bali yang perlu dikembangkan. Plasma nutfah buah lainnya dari Bali perlu digali supaya nilai ekonominya kian membaik. Hasil akhirnya adalah meningkatkan pendapatan masyarakat.