REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin menghormati keputusan Ijtima Ulama II yang memberikan dukungan kepada pasangan calon Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto mengatakan, memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon merupakan kebebasan yang dijamin di Indonesia.
“Sikap tim kampanye, kami percaya bahwa kebebasan berpendapat, berkumpul untuk menyampaikan aspirasi dan dukungan kepada pasangan calon itu kami hormati,” kata Hasto di Posko Cemara 19, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (17/9) siang.
Meski Ijtima Ulama tidak mendukung pejawat, Hasto meyakini sejauh ini dukungan umat Islam mayoritas kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf. Sebab, tokoh Kiai Ma’ruf Amin sebagai cawapres merupakan tokoh ulama yang terpandang. Kiai Ma’ruf juga dikenal sebagai orang yang murni mengabdikan diri untuk kemajuan umat.
Di satu sisi, Hasto menilai secara umum pakta integritas yang dikeluarkan oleh Ijtima Ulama II dan ditandatangani oleh Prabowo-Sandi sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi. Pejawat, kata Hasto, sudah melakukan aspirasi tersebut sejak masa awal pemerintahan dan terus diupayakan hingga saat ini.
“Pak Jokowi juga menjalankan program-program keumatan selama ini dengan sangat baik. Kini ada kesatupaduan antara Pak Jokowi dan Kiai Ma’ruf,” jelasnya. Hasto menambahkan, kolaborasi antara Jokowi dan Ma’ruf Amin akhirnya mencerminkan sifat keindonesiaan serta berkomitmen untuk meneruskan program keumatan.
Baca juga: Ini 17 Poin Pakta Integritas yang Ditandatangani Prabowo
Pada 20 Oktober 2018, pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla genap berusia empat tahun. Selama masa pemerintahan, Hasto mengklaim bahwa pejawat sudah membuktikan janji-janjinya secara nyata. Bukan sekadar janji atau dataran opini. Apa yang dikerjakan oleh Jokowi, lanjutnya, juga merupakan aspirasi yang disampaikan oleh para tokoh-tokoh agama nusantara.
Terkait seruan Pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab agar para peserta Ijtima Ulama II menjadikan rumah mereka sebagai posko pemenangan, Hasto tak mempermasalahkan. Hal itu dinilai wajar jelang setiap kontestasi pemilu. Sebab, para kader partai politik pun melakukan hal yang sama. Semata-mata, untuk meningkatkan efektivitas kampanye yang dilakukan oleh tim pemenangan.
“Kami juga menjadikan rumah anggota partai dan relawan Jokowi-Ma’ruf sebagai posko pemenangan,” kata dia.
Baca juga: GNPF Ulama Segera Menyusun Tim Pendukung Prabowo-Sandi