REPUBLIKA.CO.ID, Ustaz Yusuf Mansur mengatakan, berada di tengah-tengah atau tak memihak pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Ia pun menegaskan tidak khawatir bakal ditinggalkan umat atas pilihan politiknya.
"Saya ini berada di tengah supaya bisa ke kanan dan bisa ke kiri. Saya bisa berkomunikasi dengan kanan dan bisa berkomunikasi dengan kiri. Bisa memberi masukan nasihat ke kanan dan ke kiri," kata Ustaz Yusuf Mansur usai menghadiri sebuah acara seminar di Surabaya, Senin (17/9).
Ustaz Yusuf Mansur mengatakan ia mengambil pilihan tersebut bukan lantaran plin-plan atau tidak punya pilihan. Ia menegaskan berada di jalur tengah pun sebuah pilihan.
“Insya Allah lah mudah-mudahan bangsa ini akan tambah dewasa. Siapa juga yang mau terus-terusan ribut, pasti enggak ada,” kata Yusuf Mansur.
Yusuf Mansyur pun meminta maaf kepada masyarakat jika dirinya bersalah atas menyebarnya informasi dukungannya kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya, seorang ustaz juga manusia, di mana sifat manusia itu dianggap wajar saat melakukan satu kesalahan.
"Saya dalam kesempatan ini cuma bisa meminta maaf kepada semua masyarakat Indonesia bila memang ketemu salahnya ya sudah saya minta maaf. Orang ustaznya juga manusia, masih banyak salahnya kan," kata Yusuf Mansur.
Permintaan maaf itu sebelumnya juga disampaikan Yusuf mengingat belakangan dirinya sudah dicitrakan sebagai pendukung Jokowi-Ma'ruf. Ia pun memilih tak menggubris berbagai hujatan warganet.
“Ustaz Jokowi. Ya sabar. Cebong lo taz, sabar. Cebonger. Padahal saya bukan cebong, saya cebong ya, kampret juga,” kata Ustaz Yusuf Mansur saat silaturahim dan kajian bersama wali santri di Ponpes Darul Quran, Tangerang, Ahad (16/9).
Ma’ruf Amin memang pernah menyatakan, bahwa Yusuf sudah menyanggupi masuk dalam tim kampanye Jokowi-Ma’ruf untuk Pilpres 2019. Banyak warganet terkejut dan mempertanyakan kabar tersebut.
Bahkan beberapa di antaranya menyampaikan niatnya meninggalkan Paytren yang dipegang Ustaz Yusuf. Kendati demikian, hingga saat ini ia tak memberikan keterangan terkait penyataan Ma’ruf Amin tersebut.
“Tahu juga nggak, gue Jokowi bukan, itu kata orang? Kata orang. Saya itu bukan Jokowi nggak bakal nengok saya dipanggil Jokowi, saya Yusuf Mansur,” ujarnya.
Yusuf juga menanggapi hasil Ijtima’ Ulama II yang menyatakan dukungan untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno pada Pilpres 2019. Hasil ijtima’ ini diumumkan bersamaan dengan dukungan 400 kiai dan pengurus pesantren seluruh Indonesia untuk pasangan pejawat, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Menurutnya, dukungan ulama untuk kedua bakal pasangan calon presiden dan wakil presiden tidak perlu dipermasalahkan. Sebab, menurutnya, perbedaan dukungan merupakan sesuatu yang wajar, termasuk bagi para ulama.
“Kita memahami Indonesia ini gede, masjid saja nggak satu, sekolah juga nggak satu, madrasah pesantren nggak satu. Jadi, ya, sudah," kata Yusuf.
Menurut dia, masyarakat hanya perlu menyikapi perbedaan pendapat para ulama itu dengan baik. Selain itu, ia mengatakan, masyarakat juga harus tetap banyak berdoa.
"Sekarang yang penting, bagaimana kita menghormati semua pilihan yang ada, mengormati pilihan-pilihan yang ada,” kata dia.
Bersama pakar hukum, Mahfud MD, Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf, ekonom Indef Faisal Basri, Yusuf Mansur menggagas gerakan #2019PemiluCeria. Gerakan itu sebagai respons atas ketegangan di masyarakat menjelang Pilpres 2019.
Mahfud mengatakan, Pemilu 2019 semestinya bukan pemilu yang membuat perpecahan, saling tuding, memecah-belah bangsa, dan menginjak-injak nilai kemanusiaan. Menurutnya, masyarakat seharusnya berpartisipasi pada pemilu ini dengan cerdas dan penuh kegembiraan.
“Ketegangan pilpres ini, saling menyalahkan, persaudaraan sudah hilang, etika sudah hilang, sehingga kami membentuk satu gerakan #2019PemiluCeria,” ujar Mahfud seusai menjadi narasumber di acara tersebut yang digelar di Garden Palace Hotel Surabaya, Senin (17/9).
Baca juga:
- Pilpres 2019, Kala Dua Kubu Ulama Tetapkan Dukungan Berbeda
- Menyambut Masa Depan, Ustaz Yusuf Mansur: Ada Caranya
- Sikap Ulama di Hadapan Penguasa
Tawaran kelola dana haji
Di tengah pilihan berada di tengah dalam Pilpres 2019, Yusuf Mansur mengakui bisnis Paytren yang di nakhodainya dalam waktu dekat akan mengelola dana haji. Pimpinan PPPA Darul Quran itu mengatakan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menawarkan pengelolaan dana haji kepada Paytren sebagai akumulasi dari daftar tunggu calon jamaah haji yang diproyeksikan akan terus meningkat.
Ia pun bersyukur jika ke depannya BPKH mempercayakan pengelolaan dana haji kepada Paytren. “Kemudian pemerintah shake hand sama saya, ya saya pikir alhamdulillah berarti kita bikin seribu jembatan, seribu madrasah, seribu pesantren, seribu rumah sakit, seribu pasar, seribu kilometer jalan,” katanya di sela silaturahim dan kajian bersama wali santri di Ponpes Darul Quran Tangerang, pada Ahad (16/9).
Yusuf mengatakan, pemerintah melalui BPKH telah memberikan kepercayaan untuk membantu dalam upaya meningkatkan jumlah pendaftar jamaah haji. Dari jumlah daftar tunggu jamaah haji saat ini, diproyeksikan mengalami peningkatan hingga 20 juta orang dalam beberapa tahun ke depan.
Karenanya dalam kesempatan itu, ia pun mendorong jamaah memiliki niat berhaji. Ia pun menawarkan pada jamaah untuk mengambil kesempatan menjadi salah satu dari 45 orang yang akan pergi berhaji bersamanya tahun depan atau tanpa perlu menunggu kuota pemberangkatan haji pemerintah.
“Sebentar lagi insya Allah menjadi satu-satunya yang dapat mandat dari negara, di belakangnya adalah bank-bank syariah untuk menaikkan daftar hajinya Indonesia,” ujarnya.
[video] Yusuf Mansur: Indonesia Harus Bangkit!