Senin 17 Sep 2018 19:06 WIB

LSI: Ijtima' Ulama II Berpotensi Ubah Suara Muslim

Bukan berarti dukungan ulama akan mengalir total pada pasangan Prabowo-Sandiaga.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ratna Puspita
Peneliti LSI Rully Akbar.
Foto: Republika/Bayu Adji P
Peneliti LSI Rully Akbar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Rully Akbar menilai, hasil Ijtima’ Ulama II berpengaruh mengubah suara umat Islam pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Menurut dia, dukungan yang telah diberikan pada Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berpotensi meningkatkan elektabilitas pasangan itu.

"Endorsment dari Ijtima' Ulama ini kan kuat. Ulama ini kan mewakili pemilih Muslim, di mana kita tahu sendiri pemilih Muslim merupakan yang terbesar," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (17/9).

Rully mengatakan, jika para ulama bisa mengejawantahkan program Prabowo-Sandiaga dengan turun langsung ke lapangan maka peta elektabilitas saat ini otomatis akan berubah. Namun, ia mengatakan, bukan berarti dukungan ulama akan mengalir total pada pasangan itu. 

Sebab, bakal calon wakil presiden (cawapres) Ma'ruf Amin yang dipilih pejawat Joko Widodo juga merupakan seorang ulama. Karena itu, ia menilai, Ma'ruf secara tidak langsung sudah membawa 'gerbong' ulama tersendiri untuk mendukungnya. 

Menurut dia, persaingan perebutan suara Muslim akan sangat kuat di antara dua pasangan itu. "Jadi, tinggal kita lihat aja seberapa kuat endorser yang dipilih tim Prabowo dan Jokowi terkait dengan pemilih muslim. Mana yang bisa mengikat pemilih itu secara langsung," kata dia.

Baca Juga:

Ia mengatakan, bukan tidak mungkin dukungan dari Ijtima’ Ulama kepada Prabowo-Sandiaga dapat mengalahkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf saat ini. Apalagi, jika para endorser ulama turun langsung ke masyarakat dan memberikan imbauan terhadap jamaahnya. 

Menurut dia, tingginya elektabilitas Jokowi di kalangan Muslim tak lain karena efek kejut kehadiran sosok kiai Ma'ruf. "Ketika ulama yang lain mendukung Prabowo, otomatis ada perubahan tersendiri. Ketika ini sudah berjalan, akan menggoyang pilihan masyarakat yang lain," kata dia.

Rully menilai, adanya perbedaan dukungan dari para ulama ini tak serta-merta menimbulkan perpecahan kalangan Muslim. Menurut dia, dukungan ulama kali ini lebih kepada pilihan politik.

Ia mengatakan, sebagai pemuka agama, para ulama telah memiliki basis massa tersendiri di wilayahnya masing-masing. Artinya, antarpengikut satu dan lainnya tidak akan timbul perpecahan.

"Jadi tidak ada kekhawatiran timbul perpecahan. Isu yang dibawa bukan Islam yang satu dan Islam yang lain. Tapi lebih ke person ulama itu sendiri mendukung salah satu pihak," ujar dia.

Sebelumnya, berdasarkan survei LSI, elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul jauh di kalangang pemilih Muslim. Jokowi-Ma'ruf memiliki elektabilitas 52,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga hanya 27,9 persen.  

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement