REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sukses di Asian Games 2018 dengan meraih tiga medali emas, dua perak dan satu perunggu, cabang olahraga Panjat Tebing kini fokus untuk meloloskan atletnya ke Olimpiade 2020 Tokyo. Atlet yang kemarin diturunkan di Asian Games 2018 akan diikutkan ke kejuaraan seri dunia yang akan berlangsung November 2018 ini.
Wakil Ketua Pengurus Besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (PB.FPTI), Pristiawan Buntoro, menyatakan fokus Panjat Tebing kini adalah meloloskan atlet sebanyak mungkin ke Olimpiade 2020 Tokyo.
"Pada Olimpiade 2020 Tokyo nanti hanya mempertandingkan dua nomor, yakni nomor Combine (kombiasi speed, Lead dan Boulder) putra dan putri. Total atlet yang akan lolos sebanyak 20 putra dan 20 putri. Sejauh ini setiap negara maksimal bisa meloloskan hingga lima atletnya," ujar Pristiawan kepada Republika.co.id, Senin (17/9) kemarin.
Untuk itu FPTI akan mengirimkan Aries Susanti dkk ke ajang seri dunia di Cina Bulan November ini. "Kita ingin atlet elit kita terus berada di level sana, sehingga perlu banyak pertandingan internasional. Namun untuk kualifikasi Olimpiade sendiri baru dilakukan September tahun depan di Prancis," jelasnya.
Pristiawan mengungkapkan, di nomor speed, atlet Indonesia memang mampu mendominasi tingkat Asia, bahkan bisa bersaing di dunia. Namun untuk nomor kombinasi masih harus terus ditingkatkan lagi.
"Nomor kombinasi itu harus kuat di semua, speed, lead dan boulder. Saat ini kita baru kuat di speed saja. Jadi dalam dua tahun waktu tersisa jika ingin bersaing di Olimpiade 2020 Tokyo kita harus secepatnya meningkakan kemampuan di nomor lead dan boulder," ujarnya.
Menurut Pristiawan, kurang maksimalnya atlet Indonesia di dua nomor lead dan boulder karena di Indonesia minim tenaga ahli untuk pembuat jalur panjatan.
"Saat ini cuma ada satu pembuat jalur, yakni Ronald Mamarimbing, itupun hanya level Asia. Kita harus lebih banyak memiliki tenaga ahli pembuat jalur, dengan jalan mengikuti pelatihan internasional," ujarnya.
Persaingan menuju Olimpiade 2020 Tokyo dipastikan akan berlangsung ketat. Menurut Pristiawan untuk nomor kombinasi dominasi dikuasi oleh negara-negara Eropa.
"Rusia dan Prancis memiliki atlet kelas dunia di nomor ini. Semoga saja dalam waktu tersisa ini kita bisa mengejar ketertinggalnya di nomor lead dan boulder," demikian Pristiawan.