Selasa 18 Sep 2018 10:46 WIB

AS Terus Kobarkan Perang Dagang ke Cina

Trump menargetkan 200 miliar dolar AS dari pengenaan tarif ini.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump
Foto: AP Photo/Andrew Harnik
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meningkatkan perang dagangnya dengan Cina kemarin, (17/9). AS memaksakan 10 persen tarif impor Cina senilai 200 miliar dolar AS.

Hanya saja, tarif itu tampaknya tidak berlaku untuk impor jam tangan pintar dari Apple (AAPL.O) sera Fitbit (Fit.N). Sekaligus produk konsumen lainnya seperti helm, sepeda, serta kursi.

Dalam sebuah pernyataan, Trump mengumumkan putaran tarif baru. Ia memperingatkan, jika Cina mengambil tindakan pembalasan terhadap petani atau industri AS, maka AS akan segera berlakukan tahap tiga.

"Kami akan segera kejar tahap tiga. Hal itu yakni mengenakan tarif sekitar 267 miliar dolar AS untuk impor tambahan," ujar Trump seperti dilansir Reuters, Selasa, (18/9).

Baca juga, Dunia Khawatir Perang Dagang antara Cina dan AS.

Perlu diketahui, iPhone tidak termasuk dalam 'berbagai' produk yang Apple katakan kepada regulator akan terkena tarif impor 200 miliar dolar AS. Hal itu disampaikan dalam surat komentar kepada pejabat perdagangan pada 5 September lalu.

Hanya saja, jika aturan Trump memberlakukan putaran tarif lebih lanjut untuk barang hingga 267 miliar dolar AS, maka menelan semua sisa impor AS dari Cina. IPhone dan pesaingnya kemungkinan tidak akan terbebaskan dari tarif tersebut.

Sejauh ini, AS sendiri telah memberlakukan tarif senilai 50 miliar dolar AS pada produk Cina untuk menekan Beijing agar melakukan perubahan besar pada perdagangannya. Hal itu meliputi transfer teknologi juga kebijakan subsidi industri berteknologi tinggi.

Eskalasi tarif Trump di Cina terjadi setelah pembicaraan keduanya demi menyelesaikan perbedaan perdagangan mereka. Menteri Keuangan AS Steven Muchin pekan lalu mengundang para pejabat tinggi Cina ke pertemuan pembicaraan baru. Hanya, sejauh ini belum ada jadwal pasti.

"Kami telah sangat jelas tentang jenis petubahan yang perlu dilakukan. Kami telah memberi Cina kesempatan untuk memperlakukan kami lebih adil. Sayangnya, Cina tidak mau mengubah praktiknya," lanjut Trump dalam pernyataannya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement