Selasa 18 Sep 2018 22:20 WIB

Biofarma Targetkan Produksi Vaksin Halal 2024

Pihak Biofarma menyatakan proses produksi vaksin halal butuh waktu lama

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Umum MUI Maruf Amin (kedua kiri), Menteri Kesehatan Nila F Moeloek (kiri), Dirut Biofarma Rahman Roestan (kanan) dan Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat dan Napza BPOM Reri Indriani (kedua kanan) menjadi narasumber dalam Forum Merdeka Barat 9 di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa (18/9).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Ketua Umum MUI Maruf Amin (kedua kiri), Menteri Kesehatan Nila F Moeloek (kiri), Dirut Biofarma Rahman Roestan (kanan) dan Plt Deputi Bidang Pengawasan Obat dan Napza BPOM Reri Indriani (kedua kanan) menjadi narasumber dalam Forum Merdeka Barat 9 di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa (18/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil vaksin Bio Farma menargetkan bisa memproduksi vaksinasi halal campak rubella (measles rubella/MR) pada 2024. Direktur Utama PT Bio Farma M Rahman Roestan mengaku, pihaknya menargetkan pada 2024 mendatang harus menemukan vaksinasi MR yang halal.

"Kami punya forum riset terdiri dari peneliti untuk membuat material vaksin yang lebih meyakinkan (halal) dan ini sudah tahun kedelapan. Target kami 2024 nanti sudah harus menemukan imunisasi MR halal," katanya saat ditemui di diskusi FMB bertema 'Jalan Panjang Fatwa MUI Vaksin MR', di Jakarta Pusat, Selasa (18/9) petang.

Baca: Belum Halal Tetapi Darurat, MUI Tegaskan Imunisasi MR Wajib

Ia menambahkan, 2024 merupakan target optimistis. Disinggung mengenai mempercepat memproduksi vaksin halal MR, ia menyebut produksi imunisasi halal membutuhkan waktu dan sulit. Ia menjelaskan, satu material vaksin harus diuji dulu pre klinisnya. 

Kemudian masuk uji klinis fase 1,2, dan 3. Persoalan ditambah dengan vaksin MR yang masih menggunakan material yang sama. "Jadi 2024 itu memang sudah sangat optimistis karena memproduksi vaksin butuh waktu 15 hingga 20 tahun. Mudah-mudahan saja bisa dan tidak ada kendala," katanya. 

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan memperpanjang pelaksanaan imunisasi campak rubella (measles rubella/MR) di 28 provinsi diluar Pulau Jawa tahun ini. Alasannya karena cakupan imunisasi tersebut masih dibawah target.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan, instansinya menargetkan cakupan imunisasi MR diluar Jawa yang dilaksanakan selama Agustus dan September 2018 sekitar 95 persen.

"Tetapi karena cakupannya masih sekitar 49 persen, tentu harus tercapai (target cakupan imunisasi MR). Jadi kami  akan melanjutkan imunisasi MR sampai targetnya tercapai," katanya.

Hingga kini, pihaknya masih sosialisasi dan edukasi imunisasi tersebut ke daerah-daerah utamanya ke daerah yang cakupan imunisasi MR nya masih rendah seperti Aceh. Pihaknya bahkan menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk sosialisasi ke daerah yang cakupan imunisasinya rendah.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement