Rabu 19 Sep 2018 01:25 WIB

Pengembangan Perjanjian Trirateral Guna Cegah WNI Disandera

Masing-masing negara fokus melatih pasukan militernya.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Gita Amanda
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu sedang melakuka sesi foto bersama Republika di kantor Kementrian Pertahanan, Senin (8/6).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu sedang melakuka sesi foto bersama Republika di kantor Kementrian Pertahanan, Senin (8/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan akan melanjutkan kerja sama trilateral dengan Filipina dan Malaysia ke sektor darat agar penyekapan terhadap warga negara Indonesia (WNI) oleh kelompok teroris tak kembali terjadi. Kini, masing-masing negara fokus melatih pasukan militernya untuk kemudian melaksanakan pengamanan wilayah darat.

"Saya kan ke sana kemarin (ikut dalam proses pembebasan tiga WNI). Saya kerja sama trilateral, terutama untuk pemberantasan teroris. Saya bilang laut sudah, udara sudah, sekarang darat," ungkap Ryamizard di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (18/9).

Beberapa waktu lalu, tiga orang WNI yang disandera oleh kelompok bersenjata Filipina telah berhasil dibebaskan. Ketiga orang itu adalah Hamdam Salim, Subandi Sattuh, dan Sudarlan Samansung. Mereka disandera lebih dari satu tahun, yakni sejak awal 2017.

Namun, belum lama ini juga, dua WNI dilaporkan menjadi korban penculikan oleh kelompok bersenjata saat berlayar di perairan Pulau Gaya, Samporna, Sabah, Malaysia. Diduga keduanya diculik oleh kelompok bersenjata sekitar pukul 01.00 waktu setempat.

Dua WNI tersebut yakni Usman Yunus (35 tahun) dan Samsul Sugani (40 tahun) warga Sulawesi Barat. Keduanya merupakan nelayan yang bekerja di kapal penangkapan ikan berbendera Malaysia, Dwi Jaya I.

Menurut Ryamizard, sebetulnya imbauan untuk tidak memasuki wilayah tersebut sudah disuarakan berkali-kali. Ia mengatakan, jika pada saat melaut mereka tak memasuki wilayah tersebut akan aman dan tidak akan disandera.

"Bandel, dibilang jangan ke situ. Itu kan di daerah Sabah. Kalau di daerah kita kan tidak ada lagi itu," terang mantan Kepala Staf Angkatan Darat tersebut.

Dia merasa yakin usulan pengembangan kerja sama ke wilayah darat akan dapat disetujui oleh Filipina dan Malaysia. Untuk saat ini, kata dia, sebaiknya pasukan militer yang akan diterjunkan dalam perjanjian tersebut berlatih terlebih dahulu.

"Pasti bisa lah. Sekarang kita latihan dulu yang benar. Langsung mau perang, mati nanti. Latihan dulu, ya," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement