REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampak berbincang dengan Wakil Ketua Umum Demokrat Syarifuddin Hasan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/9). Keduanya tampak berbincang usai pelantikan gubernur dan wakil gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menurut Syarifuddin, dalam perbincangan tersebut Presiden Jokowi menitipkan salamnya untuk Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY pun, kata dia, juga menitipkan salamnya untuk Jokowi.
"Ya, prinsipnya beliau kirim salam buat Bapak (SBY). Mudah-mudahan komunikasi semakin baik," kata Syarifuddin di Kompleks Istana Presiden, Jakarta.
Saat ditanya apakah dalam perbincangan tersebut turut menyinggung soal tudingan Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik terkait Asia Sentinel, Syarifuddin pun membantahnya.
"Enggak, enggak. Kita ga bahas soal itu," katanya menambahkan.
Ia mengaku, kehadirannya ke Istana untuk mewakili SBY dalam pelantikan pasangan gubernur dan wakil gubernur NTB. Seperti diketahui, pasangan Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah diusung oleh PKS dan Partai Demokrat.
Baca Juga: Mendendangkan Pilpres Ceria dan Damai
Sebelumnya, Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik menuding Istana terlibat dalam fitnah yang ditujukan pada SBY. Hal ini disampaikannya melalui cicitan dan unggahan foto di akun Twitter-nya.
Fitnah yang dimaksud Demokrat yakni terkait artikel Asia Sentinel yang menyebut presiden keenam SBY terlibat dalam pencucian dana melalui Bank Century. Ia disebut-sebut menerima aliran dana gelap sebesar Rp 177 triliun dari Bank Century.
Partai Demokrat pun melaporkan pencemaran nama baik oleh media asing asal Hong Kong tersebut ke Dewan Pers.
Baca Juga: Posisi M Taufik Pengaruhi Citra Gerindra