REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Mulai bulan depan, Pemerintah Bangladesh akan memindahkan 100 ribu pengungsi Rohingya ke pulau kecil bernama Bhashan Car. Hal itu dilakukan meski pulau masih rentan berlumpur jika cuaca memburuk.
Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina secara resmi akan membuka penampungan baru yang dibangun untuk para pengungsi Muslim Rohingya pada 3 Oktober mendatang. Pulau yang muncul dari Teluk Benggala itu bisa ditempuh satu jam menggunakan perahu dari dataran terdekat dengan ancaman badai laut yang mengkhawatirkan.
Sebenarnya, rencana kontroversial itu sudah terlambat dari jadwal. Para pejabat sebelumnya mengatakan, mereka ingin mulai memindahkan para pengungsi dari kamp-kamp yang penuh sesak di dekat perbatasan dengan Myanmar ke pulau itu pada Juni, sebelum musim hujan dimulai.
Pejabat senior manajemen bencana Bangladesh, Habibul Kabil Chowdury mengatakan, angkatan laut kini tengah dalam proses konstruksi tempat penampungan. Mereka akan menjadikan pulau itu sebagai pusat evakuasi untuk 100 ribu pengungsi dan hampir tiga perempat dari proyek itu, selesai.
"Awalnya, 50 hingga 60 keluarga Rohingya akan direlokasi pada fase pertama mulai bulan depan," ujar Chowdhury seperti dikutip laman AFP, Rabu (19/9).
Rencana untuk merelokasi pengungsi di sana dihidupkan kembali setelah 700 ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari tindakan keji militer di Myanmar pada Agustus tahun lalu. Para pengungsi lari ke Bangladesh bagian tenggara dan membanjiri kamp-kamp pengungsi yang ada.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia memperingatkan lajur-lajur berlumpur di pulau Bhashan Car tidak bisa dihuni dan rentan terhadap banjir dan bencana alam lainnya. Mereka mendesak Bangladesh untuk membatalkan gagasan itu. Tetapi pemerintah sudah menggelontorkan dana 280 juta dolar AS pada November lalu untuk mengubahnya menjadi tempat yang dapat dihuni.
Seorang pejabat angkatan laut yang namanya tidak ingin dimuat, mengatakan kepada AFP bahwa tanggul setinggi tiga meter (sembilan kaki) telah didirikan di sekitar seluruh pulau untuk membuatnya tahan banjir. "Kami siap menerima pengungsi," katanya.
Sekretaris kementerian bencana, Shah Kamal, mengatakan para pengungsi akan dapat mengakses bantuan kemanusiaan di pulau itu dan menerima pelatihan keterampilan seperti memancing. Sementara itu, ia juga menekankan para pengungsi tidak dipaksa meninggalkan kamp-kamp yang ada di distrik Cox's Bazar, di antara tempat-tempat paling padat di dunia dan rentan terhadap tanah longsor, penyakit, dan bahaya lainnya.
"Jika kami dapat memastikan bantuan kemanusiaan penuh kepada mereka, saya tidak melihat alasan mengapa mereka tidak akan datang ke pulau. Kami akan meyakinkan mereka," kata Chowdhury.
Bangladesh merupakan negara dengan sungai dataran rendah yang rentan terhadap naiknya permukaan laut dan rentan terhadap siklon tropis, terutama di Teluk Benggala antara April dan November. Ratusan ribu orang meninggal akibat bencana alam dalam 50 tahun terakhir, sebagian besar di wilayah pesisir dekat Bhashan Char.
Baca: Mahkamah Pidana Internasional Mulai Selidiki Kasus Rohingya