Rabu 19 Sep 2018 15:27 WIB

Bamsoet: SBY Harus Dorong Penuntasan Kasus Century

Bamsoet ikut mengomentari tudingan Demokrat yang menilai Istana terlibat fitnah.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Ketua DPR RI - Bambang Soesatyo
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Ketua DPR RI - Bambang Soesatyo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar Bambang Soesatyo ikut menanggapi terkait tudingan Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik, yang menilai istana terlibat dalam fitnah yang ditujukkan kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Bambang menganggap tudingan tersebut dinilai berlebihan.

"Terlalu berlebihan kalau Pak Moeldoko, katakanlah pihak Istana hanya gara-gara foto bersama berdampingan tiba-tiba itulah penyebabnya, enggak juga," kata pria yang akrab disapa Bamsoet itu di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (19/8).

Bamsoet melanjutkan, SBY seharusnya membawa tudingan yang diarahkan kepadanya melalui proses hukum jika merasa dirugikan dengan pemberitaan tersebut. Menurutnya, langkah SBY tersebut akan ditunggu-tunggu banyak pihak

"Nah terkait dengan kasus centurynya, kami sebagai inisiator hak angket century sudah memberikan rekomendasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)" ujarnya.

Pria yang kini menjabat sebagai Ketua DPR pun meminta kepada KPK untuk segera menuntaskan kasus tersebut. Ia berharap kasus tersebut tidak menggantung dan terus menerus merugikan SBY. "SBY harus mendorong penuntasan Bank Century ini di KPK. SBY dan Demokrat harus punya kepentingan untuk mendorong kasus ini tuntas," tegasnya.

Sebelumnya media asal Hongkong Asia Sentinel menyebut bahwa SBY menerima aliran dana gelap sebesar Rp 177 triliun dari Bank Century. Partai Demokrat pun melaporkan pencemaran nama baik oleh media asing asal Hong Kong tersebut ke Dewan Pers.

Wasekjen Partai Demokrat Rachland Nashidik balik menuding Istana terlibat dalam fitnah yang ditujukan pada SBY. Hal ini disampaikannya melalui cuitan dan unggahan foto di akun twitternya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement