REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Ajang Sail Moyo Tambora 2018 yang digelar pada 9 September 2018 resmi berakhir. Penutupan Sail Moyo Tambora dilakukan di Pelabuhan Gili Mas, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (19/9).
Penutupan Sail Moyo Tambora dilakukan dengan prosesi pemukulan Gendang Beleq oleh Staf Khusus Menteri Perhubungan Buyung Lalana, Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal, Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Ispan Junaidi, dan perwakilan peserta Sail Moyo Tambora. Staf Khusus Menhub, Buyung Lalana, menyampaikan sambutan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, yang mengapresiasi Sail Moyo Tambora bisa berjalan dengan sukses.
Puluhan Yacht bersandar Medana Bay Marina dalam rangkaian Sail Moyo Tambora di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, Senin (17/9).
"Menhub yang ditunjuk sebagai ketua pelaksana menyampaikan ini sebuah kehormatan dan event strategis agar pemerintah bisa mengoptimalkan program tol laut dan konektivitas daerah," ujarnya di Pelabuhan Gili Mas, Lombok Barat, NTB, Rabu (19/9).
Menhub, kata Buyung, juga mengharapkan bahwa ajang Sail Moyo Tambora dapat menjadi momentum bagi kebangkitan pariwisata NTB pascabencana di Lombok. "Sail Moyo Tambora diharapkan bisa menjadi awal dari recovery pariwisata Lombok dan Sumbawa pascagempa," lanjutnya.
Para peserta Sail Moyo Tambora mengikuti tradisi Begibung (makan bersama) bersama warga terdampak gempa di Desa Medana, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Senin (17/9).
Buyung menjelaskan, sekitar 140 kapal yacht dari 38 negara ikut serta dalam Sail Moyo Tambora. Sejumlah rangkaian, dia katakan, telah berhasil dilaksanakan, mulai dari dialog budaya hingga seminar internasional Asia Pasific geopark.
"Alhamdulillah berkat koordinasi dan kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah semua rangkaian dapat berjalan dengan baik dan lancar. Kami berharap event ini mampu membangkitkan semangat pariwisata NTB, dan masyarakat yang terdampak gempa," katanya menambahkan.