Kamis 20 Sep 2018 00:15 WIB

Kurs Kembali Dekati Rp 14.900 per Dolar AS

Sangat sulit memproteksi rupiah tahun depan karena banyak faktor ketidakpastian

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Budi Raharjo
Petugas menghitung pecahan dolar Amerika Serikat dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta,Ahad (2/9).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menghitung pecahan dolar Amerika Serikat dan rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta,Ahad (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurs rupiah kembali ditutup melemah terhadap dolar AS pada akhir perdagangan Rabu (19/9). Menurut data Bloomberg, pelemahannya sebesar 20 poin atau 0,13 persen ke Rp 14.875 per dolar AS.

Sebelumnya pada akhir perdagangan sesi I, mata uang Garuda tersebut ditutup melemah 37 poin atau 0,25 persen. Dengan begitu berada di level Rp 14.892 per dolar AS.

Lalu sekitar pukul 09.30 WIB, mata uang Garuda tersebut kembali memasuki level Rp 14.900 per dolar AS. Tepatnya terdepresiasi sebesar 60 poin ke Rp 14.915 per dolar AS.

Beruntung, sekitar pukul 10.30 WIB rupiah sedikit menguat. Dengan begitu kembali meninggalkan posisi Rp 14.900 per dolar AS ke Rp 14.897 per dolar AS.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, rupiah berada di level Rp 14.896 per dolar AS. Angka ini menguat dibandingkan kemarin di Rp 14.908 per dolar AS.

Pengamat Ekonomi dari Asian Development Bank Institute (ADBI) Eric Sugandi memproyeksikan tahun depan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.600 per dolar AS sampai Rp 14.800 per dolar AS. "Sebenarnya sangat sulit memproteksi rupiah tahun depan karena banyak faktor ketidakpastian," katanya kepada Republika, Rabu, (19/9).

Faktor itu di antaranya dari eksternal. Misalnya terkait berapa kali lagi kenaikan Fed Fund Rate (FFR) dan risiko eskalasi perang dagang AS-Cina. Ditambah faktor domestik seperti persepsi pelaku pasar juga faktor politik.

"Kita juga mesti lihat perkembangan Current Account Deficit (CAD) tahun depan. Jika belum mengecil, daya dukung fundamental ekonomi domestik terhadap rupiah tidak cukup kuat untuk membawa rata-rata rupiah ke Rp 14.500 per dolar AS tahun depan," tutur Eric. Iit Septyaningsih

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement