Kamis 20 Sep 2018 07:04 WIB

21 Orang Tewas karena Miras Oplosan di Malaysia

Polisi menyelidiki kematian itu sebagai pembunuhan.

Puluhan ribu botol yang berisi minuman keras (miras).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Puluhan ribu botol yang berisi minuman keras (miras).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Polisi Malaysia menyelidiki perkara keracunan alkohol yang menewaskan sedikitnya 21 orang. Puluhan lebih orang dirawat di rumah sakit, kebanyakan dari mereka warga negara Asia.

Minuman keras murah buatan sendiri disukai kalangan pekerja rantau miskin di Malaysia. Malaysia yang berpenduduk sebagian besar Muslim dan mengenakan pajak tinggi pada alkohol.

Menteri Kesehatan Dzulkefly Ahmad mengatakan 57 perkara keracunan metanol dilaporkan terjadi di Kuala Lumpur dan negara bagian sekitarnya, Selangor. "Jumlah perkara itu diperkirakan meningkat karena banyak penderita datang untuk perawatan," katanya pada jumpa pers di ibu kota pemerintahan, Putrajaya, Rabu (19/9).

Metanol, senyawa alkohol untuk membuat minuman keras palsu, tidak berbahaya dalam jumlah kecil tapi mematikan dalam jumlah besar. Lima orang Malaysia termasuk yang terdampak, sementara sisanya adalah orang dari Bangladesh, Indonesia, Myanmar dan Nepal.

Pihak berwenang menguji beberapa jenis minuman beralkohol guna menemukan beberapa contoh mengandung metanol dalam jumlah lebih banyak daripada yang dibolehkan. "Kami sangat prihatin karena terjadi terus. Orang memilih minuman keras oplosan murah," kata Dzulkefly.

Kepala Kepolisian Selangor Mazlan Mansor mengatakan polisi menangkap tujuh orang dalam razia di 12 tempat dan menyita hampir 3.000 botol dan kaleng wiski dan bir, dalam upaya mencari minuman tercemar dan mengendalikan wabah itu. Polisi menyelidiki kematian itu sebagai pembunuhan, yang patut dihukum, yang mengakibatkan hukuman penjara hingga 10 tahun, denda, atau keduanya.

Di negara tetangga, Indonesia, juga negara berpenduduk sebagian besar Muslim, lebih dari 50 orang tewas pada April setelah meminum alkohol dioplos dengan bahan seperti pengusir nyamuk.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement