Kamis 20 Sep 2018 10:05 WIB

Mendagri Minta Situasi Kondusif Dijaga Jelang Pemilu 2019

Tjahjo berharap juru kampanye pasangan capres menajamkanadu gagasan dan konsep

Red: EH Ismail
Mendagri Tjahjo Kumolo usai menjadi Inspektur Upacara di Atambua
Mendagri Tjahjo Kumolo usai menjadi Inspektur Upacara di Atambua

REPUBLIKA.CO.ID, ATAMBUA -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengajak semua pihak bersama-sama menjaga situasi kondusif menjelang Pemilu 2019.  Pada Pemilu 2019, pesta besar demokrasi akan digelar untuk memilih anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Pemilihan Presiden Waki Presiden.

“Tolong semua masyarakat, TNI, kepolisian kita sama -  sama menjaga persatuan dan kesatuan, jaga situasi kondusif jelang Pemilu,”  kata Tjahjo di Atambua, Belu, Selasa (18/9).

Tjahjo berharap, munculnya juru kampanye dari dua pasangan calon akan menjadi ajang adu gagasan, adu konsep, sehingga dapat menjadi pendidikan politik yang positif bagi masyarakat. Ia kemudian mengajak seluruh pihak tidak menebar ujaran kebencian, kampanye yang b erujung SARA dan menimbulkan fitnah.

“Fitnah adalah cara-cara kampanye yang sangat tidak mendidik dan menciderai demokrasi,”  ujar Tjahjo.

Tjahjo mengingatkan, sudah ada lembaga independen dan terbuka, seperti KPU dan Bawaslu. Masyarakat harus memberikan dukungan penuh bagi KPU dan Bawaslu dalam melaksanakan tugasnya.

Tjahjo juga mengajak masyarakat menolak politik uang, selain untuk meningkatkan partisipasi pemilih, hal ini juga dapat menghasilkan Pemilu yang bersih, demokratis dan bermartabat “Tolak segala macam politik uang. Masyarakat harus menjadi pemilih yang baik. Ramaikan TPS - TPS agar perhelatan pesta demokrasi Pemilu 2019 dapat berjalan bersih, damai dan demokratis,”  tutup Tjahjo.

 

 

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement