REPUBLIKA.CO.ID,WASHINGTON -- Amerika Serikat mengatakan siap melanjutkan pembicaraan dengan Korea Utara. Hal itu setelah Pyongyang pada Rabu (19/9) berjanji akan melucuti fasilitas-fasilitas peluru kendali dan mengisyaratkan menutup kompleks nuklir utamanya, Yongbyon.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan ia telah mengundang menteri luar negeri Korea Utara untuk bertemu di New York pekan depan. Undangan disampaikan setelah pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan melakukan pertemuan puncak di Pyongyang. Pertemuan antarmenteri luar negeri itu ditujukan untuk menyelesaikan penghapusan senjata nuklir Korut hingga Januari 2021.
Amerika Serikat tampaknya bersemangat untuk menangkap komitmen-komitmen yang dinyatakan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un saat pertemuannya dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in. Sementara, para pengkritik mengatakan langkah-langkah yang telah ditempuh sebelumnya tidak terlalu berpengaruh untuk membuat Pyongyang menghapuskan senjata nuklirnya.
Saat jumpa pers bersama Kim setelah pertemuan di Pyongyang, Moon mengatakan Korea Utara akan mengizinkan para pakar dari "negara-negara terkait" untuk memantau penutupan lokasi uji coba mesin rudal dan landasan peluncur di Dongchang-ri. Korea Utara juga akan mengambil langkah-langkah tambahan, seperti menutup kompleks nuklir Yongbyon jika AS mengambil langkah timbal balik.
Selain mengundang Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho, Pompeo mengatakan Washington juga telah mengundang para utusan Pyongyang untuk melakukan pembicaraan dengan perwakilan khusus AS untuk Korea Utara, Stephen Biegun, di Vienna "secepat mungkin." Pompeo melihat keputusan Kim untuk menyelesaikan perlucutan fasilitas senjata nuklir yang telah diumumkan sebelumnya, di tengah kehadiran para pemantau AS dan internasional, sebagai langkah menuju penyelesaian penghapusan senjata nuklir Korea Utara.