Kamis 20 Sep 2018 13:31 WIB

Pemerintah Minta KKKS Jual Dead Stock Minyak di Kilang

Ada 600 ribu barel minyak bumi yang berstatus dead stock yang bisa dijadikan lifting

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
produksi minyak Indonesia
produksi minyak Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto meminta kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) migas untuk bisa memaksimalkan penjualan dead stock minyak mentah yang ada di kilang-kilang penampungan. Saat ini setidaknya masih ada 600 ribu barel minyak bumi yang berstatus dead stock yang sebenarnya bisa dimanfaatkan.

Dead stock adalah volume minyak mentah hasil pengeboran yang mengendap di dalam tanki dan tidak dapat dipompakan untuk penyaluran, sehingga tidak dapat termanfaatkan.

Djoko mengatakan pihaknya sudah melayangkan surat kepada seluruh KKKS untuk bisa memaksimalkan dead stock ini untuk bisa menaikan lifting minyak. "Saya sudah meninjau langsung beberapa tanki kilang minyak milik kontraktor. Di sana ada beberapa minyak yang tidak bisa dijual karena berada di dasar tanki," ujar Djoko di Kementerian ESDM, Rabu (19/9).

Djoko menjelaskan minyak mentah yang mengendap di dasar tanki itu mengandung air sehingga pembeli tidak mau membeli. Padahal, total endapan minyak itu bisa mencapai 3,6 juta barel.

Untuk itu, pemerintah meminta agar endapan minyak itu diambil. Endapan itu bisa saja dijual, seperti yang dilakukan PT Saka Energi Indonesia. Anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk itu mengolah minyak dead stock dengan tambahan bahan kimia, sehingga bisa dijual.

“Sludge itu dibersihkan berapa banyak yang bisa di-lifting. Saya sudah menyurati beberapa kontraktor. Semua, kontraktor produksi harus tank cleaning, agar tankinya itu bisa digunakan untuk minyak yang bersih. Seperti kita kuras tanki mobil saja,” ujar Djoko.

Djoko pun menilai, meski pemerintah meminta KKKS untuk bisa memaksimalkan dead stock ini, namun pemerintah bersedia untuk mengganti biaya operasi KKKS yang memang bisa memaksimalkan pemanfaatan dead stock ini.

"Dengan adanya surat itu, maka kontraktor bisa mengklaim biaya tersebut ke SKK Migas sebagai cost recovery (pengembalian biaya operasional). Jadi ada dasar menyetujui cost recovery," ujar Djoko.

Dengan cara itu, harapannya, lifting minyak Indonesia bisa bertambah. Tahun ini ditargetkan 600 ribu barel yang bisa di-lifting dari endapan tersebut. Sampai Agustus, lifting minyak bumi mencapai 774.425 barel per hari (bph). Target hingga akhir tahun 800 ribu bph.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement