REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Dunia menilai keputusan pemerintah untuk menunda beberapa proyek pembangunan baik infrastruktur maupun listrik yang sedang berjalan saat ini tidak membantu memperbaiki defisit neraca. Namun, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menilai langkah penundaan proyek yang dilakukan pemerintah bukan sekadar untuk menyelesaikan defisit dalam jangka pendek.
Bambang menilai, mengatur ulang jadwal penyelesaian proyek merupakan salah satu langkah untuk menjaga defisit neraca. "Mungkin memang tidak dalam jangka pendek, tapi ini juga untuk tahun depan. Kita kan nggak mungkin hitung dalam harian atau mingguan," ujar Bambang di Energy Building, Kamis (20/9).
Bambang menjelaskan penundaan proyek ini malah untuk menyiapkan langkah antisipasi apabila kondisi ekonomi global tidak kunjung membaik. Bambang juga mengatakan, penundaan proyek juga nantinya tidak akan menggagu investasi, sebab investor melihat potensi investasi di Indonesia masih menjanjikan.
Bambang menjelaskan, terkait ekspor-impor sendiri, kata Bambang, hari ini pemerintah membatasi impor konsumsi bukan impor bahan baku. Bambang tak menampik persoalan ketersediaan bahan baku dalam negeri memang masih menjadi kendala. Namun, hal tersebut tidak akan memperparah kondisi neraca perdagangan.
"Yang direm itu impor barang konsumsi tidak barang intermediate yang dipakai untuk produksi," tegas Bambang.
Baca juga, Bank Dunia: Penundaan Proyek tak Perbaiki Defisit