REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Masyarakat terdampak gempa di Pulau Lombok dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) masih membutuhkan perhatian. Banyak warga yang hingga kini masih tinggal di tenda pengungsian. Salah satu kebutuhan yang diperlukan para pengungsi adalah adanya hunian sementara (huntara) untuk mereka berlindung dari panasnya matahari dan dinginnya malam.
Kebutuhan akan huntara menjadi salah satu perhatian dari Rumah Zakat. Tak hanya di Lombok, Rumah Zakat juga mulai membangun huntara di Pulau Sumbawa. Koordinator Rumah Zakat Wilayah NTB, Repi S, mengatakan, Rumah Zakat mulai melakukan pembangunan huntara di Pulau Bungin, Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa. Tahap pertama, Rumah Zakat, akan membangun 10 huntara.
"Rumah Zakat sebagai lembaga filantropi yang concern pada aksi-aksi kemanusiaan dan pemberdayaan masyarakat berinisiatif untuk mendukung pembangunan huntara di Pulau Bungin," ujar Repi saat dihubungi dari Mataram, NTB, Kamis (20/9).
Pemilihan Pulau Bungin bukan tanpa sebab. Selain terdampak gempa, wilayah ini juga dilanda kebakaran saat gempa terjadi.
"Karena belum ada lembaga yang concern untuk membangun huntara di sini, sementara kebakakaran yangg terjadi pada Ahad (19/8) menyebabkan 18 rumah beserta isinya ludes terbakar," kata dia.
Persoalan warga juga semakin bertambah mengingat akan datangnya musim penghujan. Repi menjelaskan, pada tahap pertama, Rumah Zakat menargetkan 10 huntara dapat terbangun.
Bahan membangun huntara berasal dari kayu tiang, kayu balok, semen, spandek, batako dan paku. Untuk dinding akan menggunakan gedek yang sedang kita dipesan di Lombok. Adapun ukuran huntara sendiri 4 x 5 meter yang terdiri atas 1 kamar tidur, 1 ruang tamu, dan dapur.
"Kita sangat berharap, pembangunan huntara ini mendapat respon positif dari semua pihak, secara khusus kepada para donatur sehingga pembangunan huntara dapat terus terlaksana sesuai kebutuhan warga para korban," kata Repi.
Kepala Desa Bungin, Mahusen menyampaikan terima kasih kepada Rumah Zakat dan donatur atas kepeduliannya pada warga Pulau Bungin.
"Jujur, yang sangat mendesak kami butuh 18 huntara untuk warga kami karena 18 rumah benar-benar hangus tak bersisa," ucapnya.