REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pemimpin kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan, pihaknya memiliki rudal akurat meski ada upaya Israel mencegah Hizbullah memiliki senjata semacam itu. Hal itu disampaikannya pada Kamis (20/9) dalam pidato yang disiarkan televisi setempat untuk memperingati Asyura, peringatan bagi Muslim Syiah.
"Saya ingatkan (Israel) tidak peduli apa yang dilakukannya untuk memotong rute kita. Sudah selesai, hal itu sudah tercapai," ujar Nasrullah seperti dikutip laman Aljazirah, Jumat (21/9).
Kini, kata dia, Hizbullah mempunyai senjata presisi berteknologi tinggi yang akurat. Namun, dia tidak merinci lebih jauh lagi.
Sementara, atas komentar Nasrullah yang memiliki senjata akurat itu, memicu respons keras dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. "Jika dia menghadapi kami, dia akan menerima pukulan mematikan yang dia bahkan tidak bisa bayangkan," kata Netanyahu mengacu pada Nasrallah.
Militer Israel mencatat, Hizbullah memiliki antara 100 ribu dan 120 ribu rudal serta roket jarak dekat atau jauh. Hizbullah juga memiliki ribuan pasukan di Suriah yang mendukung pasukan Presiden Iran Bashar al-Assad dalam perang sipil yang kini memasuki tahun ke delapan itu.
Pejuang Hizbullah diketahui akan terus dikerahkan di Suriah sampai Assad meminta mereka pergi. Rusia melaporkan, ketegangan antara Israel dan Suriah meningkat beberapa waktu terakhir. Ini setelah Suriah menembak jatuh pesawat militer Rusia yang menyebabkan 15 personel Rusia tewas. Suriah menyalahkan Israel, karena jet-jet tempur Zionis yang menyerang Latakia telah membuat posisi pesawat Rusia terjepit.
Israel diketahui sudah menargetkan senjata antara Iran dan Hizbullah. Pemerintah di Tel Aviv mengatakan, pihaknya tengah berupaya menghentikan Iran meminta militernya di Suriah dan mencegah Hizbullah memperoleh senjata canggih.
Pada Rabu, Nasrullah mengatakan, klaim Israel kepada Hizbullah atas target rudal ke Latakia Suriah, merupakan kebohongan. Dia juga mengancam Israel atas tindakan apa pun menyoal Hizbullah. "Jika Israel memaksakan perang terhadap Lebanon, mereka akan menghadapi takdir dan kenyataan yang tidak diharapkan," ujar Nasrallah.
Dia juga mendesak pendukung untuk mendukung Iran selama pidatonya. "Kita menghadapi masa-masa sulit karena semakin banyak sanksi AS berlaku pada bulan November," tambahnya. Nasrallah menuduh Amerika Serikat melobi semua ibu kota dunia dalam upaya untuk mengepung Iran.