REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidak hanya Indonesia, Korea Selatan juga ingin menyelenggarakan Olimpiade 2032. Meski masih ada 14 tahun, gegap gempitanya sudah terasa di Seoul, Korea Selatan.
Wali Kota Seoul Park Won-soon menyatakan kemantapannya untuk ikut mengajukan diri menggelar event olah raga terbesar dunia itu. Seoul akan merangkul Ibu Kota Korea Utara, Pyongyang, untuk menyelenggarakan Olimpiade.
"Saya sudah bertemu dengan wali kota Pyongyang dan berdiskusi soal ini, antara Seoul dan Pyongyang perlahan-lahan akan ada hubungan yang sistematis nantinya, salah satunya adalah menggelar Olimpiade di 2032 nanti secara bersama-sama," kata Park di Seoul, Jumat (21/9).
Park Won-soon menemani Presiden Korea Selatan Moon Jae-in ke Pyongyang untuk pertemuan tingkat tinggi dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un selama tiga hari. Selain membahas soal kerja sama dalam upayanya menggelar Olimpiade 2032, Park juga menjelaskan dalam pertemuan singkatnya dengan Kim Jong-un, Kim menyatakan kekhawatirannya soal kualitas air Sungai Taedong yang memburuk, yang mengalir melalui Pyongyang.
Tokyo akan menggelar Olimpiade Musim Panas pada 2020, lalu Paris di 2024, Los Angeles di 2028. Menurut giliran, Olimpiade akan kembali digelar di Asia pada 2032.
Sebelumnya, Korea Selatan sukses menyelenggarakan Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang pada Februari 2018. Itu menjadi awal pertemuan antara Presiden Moon dan Kim pada April dan Mei silam serta pertemuan Kim dan Donald Trump di Singapura Juni lalu.
Park yang masa jabatannya akan habis pada 2032 mengatakan akan mulai melakukan persiapan pencalonan menjadi penyelenggara Olimpiade. "Itu kira-kira masih 13 tahunan lebih, dan saya pasti sudah tak menjabat wali kota tapi silakan datang saat itu nanti terjadi," katanya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang menjadi modal bagi Indonesia untuk mengajukan diri sebagai kandidat tuan rumah Olimpade 2032. Keberhasilan Indonesia menyelenggarakan pesta olahraga antarnegara Asia diapresiasi oleh banyak pihak.
Jokowi menyampaikan hal tersebut saat menerima kunjungan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach dan Presiden Komite Olimpiade Asia (OCA) Syeikh Ahmad Al-Fahad Al-Sabah di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu, 1 September 2018.
"Bukan hanya hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan, yang beliau sangat menghargai adalah partisipasi masyarakat, partisipasi dari volunteer yang dalam jumlah yang sangat besar bisa digerakkan, bisa diorganisasi. Saya kira inilah modal yang kuat yang kita miliki menurut beliau," kata Presiden dalam keterangan pers seusai pertemuan.