Ahad 23 Sep 2018 10:16 WIB

Balon Momo Raksasa Jadi Objek Swafoto di Monas

Maskot yang dipilih untuk Asian Para Games 2018 merupakan burung elang bondol.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Endro Yuwanto
Seorang anak berfoto dengan maskot Asian Paragames Momo   dikawasan hari bebas berkendara / Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta (1/4).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Seorang anak berfoto dengan maskot Asian Paragames Momo dikawasan hari bebas berkendara / Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta (1/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Parade 'Momo' digelar di Monas, Ahad (23/9). Pada acara pemanasan Asian Para Games 2018 ini, maskot bernama Momo berukuran raksasa dihadirkan di tengah kerumunan.

Balon maskot berukuran delapan meter tersebut bertengger sejak parade belum dimulai. Sontak, balon itu menjadi objek swafoto peserta parade dan warga yang turut meramaikan Monas.

Andi, salah satu peserta parade dari polisi cilik berfoto bersama teman-temannya sebelum acara dimulai. "Bagus maskotnya, tapi enggak tahu ini burung apa," kata dia.

Pengunjung lain, Abdul Gofar, menilai unik bentuk maskot Asian Para Games. Ia mengatakan, dengan keunikan bentuk maskot berwujud burung itu maka akan mampu meningkatkan dukungan warga terhadap gelaran olahraga empat tahunan ini.

Ketua Inapgoc Raja Sapta Oktohari menyampaikan, maskot yang dipilih untuk Asian Para Games 2018 merupakan burung elang bondol asal Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. "Bagi kami, elang bondol merupakan lambang semangat dan mampu terbang ke mana saja," ujarnya di Monas.

Kemampuan terbang elang bondol itu, kata Raja, menjadi simbol semangat bagi atlet dan masyarakat difabel agar mampu menunjukkan bakatnya dan membuktikan kemampuan ke seluruh penjuru dunia.

Nama maskot 'Momo' juga merupakan akronim dari 'Motivation and Mobility'. "Kedua kata tersebut dipilih untuk memacu semangat dan mendukung mobilitas penyandang disabilitas," jelas Raja.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement