Ahad 23 Sep 2018 12:44 WIB

GWK Diharapkan Tingkatkan Jumlah Wisatawan ke Bali

Tinggi GWK melebihi patung Liberty di Amerika.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Indira Rezkisari
Pemrakarsa Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Nyoman Nuarta berfoto dengan latar belakang Patung GWK di Ungasan, Badung, Bali, Selasa (31/7).
Foto: Antara
Pemrakarsa Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Nyoman Nuarta berfoto dengan latar belakang Patung GWK di Ungasan, Badung, Bali, Selasa (31/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, berharap peresmian patung Garuda Wisnu Kencana (GWK), akan menambah jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke GWK khususnya ke Bali. Diharapkan pengunjung GWK bisa bertambah jadi empat juta orang.

“Saya memberikan penghargaan kepada Bapak Joop Ave yang 28 tahun lalu sebagai  Menteri Pariwisata telah menginisiasi pembangun GWK ini. Seperti yang telah dicanangkan oleh Presiden bahwa sektor pariwisata menjadi primadona untuk pendapatan negara. Tahun depan kita targetkan sebanyak 20 juta orang wisatawan,” kata Luhut melalui siaran persnya, Ahad (23/9).

Menurut Kementerian Pariwisata, jumlah pengunjung Taman Wisata GWK saat ini berjumlah dua juta orang, diharapkan dalam dua tiga tahun ke depan angka ini akan bertambah menjadi empat juta orang. Luhut juga mengapresiasi dalam tahun-tahun terakhir pengerjaannya mencatat zero accident.

“Saya juga ingin menyampaikan penghargaan kepada GWK yang mencatat tidak terjadi kecelakaan kerja selama proses penyelesaiannya,” ujar Luhut.

Taman Budaya (Cultural Park) ini berdiri di lahan seluas 67 hektare, bangunan patung GWK ini memiliki tinggi 121 meter lebih tinggi dari patung Liberty di Amerika Serikat yang tingginya 93 meter. Diharapkan obyek wisata ini bisa meramaikan perhelatan Pertemuan IMF-Bank Dunia bulan depan.

Terkait persiapan pertemuan IMF-Bank Dunia, Luhut mengatakan Indonesia mendapatkan apresiasi atas persiapan yang sudah dilakukan. Permintaan mobil sudah mencapai 4.000 unit, pemerintah sedang menelaah cara mengatur lalu lintas selama hari H.

“Mereka menyampaikan persiapan yang dilakukan Indonesia sudah sangat baik bahkan menurut mereka ajang yang diselenggarakan di Bali ini akan menjadi yang terbesar semenjak pertemuan pertama pada tahun 1946,” kata Menko Luhut dalam konferensi pers.

Ia menambahkan dampak ekonominya diharapkan bisa dirasakan oleh daerah wisata lain seperti Banyuwangi, Borobudur, Labuan Bajo, Danau Toba, dan lainnya.

Underpass

Tadi pagi Menko Luhut meresmikan dibukanya underpass Simpang Tugu Ngurah Rai. Underpass dengan panjang 912 meter ini, pelaksanaan pembangunannya dimulai pada September tahun lalu dilakukan oleh KemenPUPR bersama tiga BUMN infrastruktur.

Tingginya volume kendaraan yang melintas di lokasi ini karena lokasi ini merupakan pertemuan akses Bandara Ngurah Rai, akses tol Bali Mandara, dan akses dari Denpasar menuju kawasan Nusa Dua.

“Saya mengucap syukur atas selesainya proyek ini, saya masih ingat tahun lalu waktu kami akan memulainya saya sempat tanya ke Pak Basuki (MenPUPR) apa bisa kita selesaikan underpass ini sebelum pertemuan IMF-Bank Dunia? Tapi saat itu Pak Basuki menjawab bisa. Dan ternyata bisa malah lebih cepat dari target,” kata Menko Luhut saat menyampaikan kata sambutan.

Dengan beroperasinya underpass ini diharapkan dapat mengurangi kemacetan di Simpang Tugu Ngurah Rai. “Ini bagian dari proyek-proyek infrastruktur yang kita kerjakan menjelang pertemuan IMF-Bank Dunia. Kita bereskan semua, seperti Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang akan diresmikan Presiden, TPA Suwung yang sudah 18 tahun baru selesai sekarang, bandara Ngurah Rai akan kami perluas hingga 40 hektar, lalu proyek underpass ini. Saya harapkan masyarakat Bali tidak lagi ribut-ribut karena niat kita baik,” ujar Menko Luhut kepada wartawan.

Menko Luhut menegaskan saat ini pembangunan dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi. “Bank Dunia dan universitas Udayana sekarang ini sedang melakukan studi perlunya pembangunan tol yang menguhubungkan Bali Utara-Bali Selatan serta studi tentang bandara di Singaraja. Tentang siapa yang membiayai ya, kita tunggu saja hasil studinya. Bisa pemerintah bisa juga swasta. Jadi kita melakukan pembangunan harus ada studinya dulu,”  jelasnya.

Ketika ditanya adanya protes masyarakat terhadap reklamasi di Benoa Menko Luhut mengatakan, “Itu bukan reklamasi, itu kegiatan Pelindo 3 yang melakukan pendalaman alur masuk kapal agar kapal-kapal cruise bisa sandar di Bali, bukan hanya di Singapura saja,” jawabnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement