Ahad 23 Sep 2018 20:05 WIB

Peringatan 100 Tahun Perang Paling Mematikan AS

Pemakaman seluas 130 hektare itu merupakan pemakaman Amerika terbesar di Eropa

Pemakaman tentara Amerika Serikat di Mouse-Argonne, Prancis.
Foto: commons.wikimedia.org
Pemakaman tentara Amerika Serikat di Mouse-Argonne, Prancis.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Hari ini merupakan salah satu hari dari perang paling mematikan yang pernah terjadi dalam sejarah Amerika Serikat (AS) dalam akhir Perang Dunia I. Serangan Meuse-Argonne pada 1918 menewaskan 26 ribu tentara AS, puluhan ribu terluka dan hujan peluru menghujam Paris, Prancis, di mana serangan itu terjadi.

Upacara peringatan hari tentara yang gugur diselenggarakan pada Ahad (23/9) sore waktu setempat di pemakaman Mouse-Argonne, sebuah desa di timur laut Perancis. Lebih dari 14 ribu makam diberikan lilin-lilin untuk menghormati pahlawan perang yang telah gugur.

Ahad paginya, para sukarelawan mulai membaca dengan lantang nama-nama tentara yang gugur, sementara sebagian sukarelawan menempelkan lilin pada nisan salib di atas makam. Pemakaman itu seluas 130 hektare merupakan pemakaman Amerika terbesar di Eropa.

Sekretaris American Battle Monuments Commission (ABMC) William M Matz mengatakan, pemakaman tersebut merupakan bagian sejarah yang harus diceritakan kembali kepada generasi sekarang, generasi muda.

"Saya pikir penting bagi guru, orang tua membawa mereka ke situs-situs seperti ini, membiarkan mereka berjalan menebar mawar pada salib, memperlihatkan mereka dinding kenangan, membiarkan mereka pergi ke kapel pemakaman dan membiarkan mereka mempelajari sejarah. Ceritakan tentang apa yang dilakukan orang-orang ini pada 100 tahun lalu," katanya seperti dikutip laman Fox News, Ahad (23/9).

William menyampaikan, generasi muda harus mengetahui perjuangan militer yang memiliki tindakan berani dan berkomitmen penuh. Sehingga, kepada generasi muda ia menyarankan agar selalu bersyukur dapat hidup sekarang dan menimkmati kehidupan yang tengah mereka masing-masing jalani.

Di pemakaman, delapan blok makam bebrbaris panjang melintasi pepohinoan bernuansa lereng bukit. Di bagian atasnya, terukir nama 954 tentara Amerika yang hilang, yang mayatnya tidak pernah ditemukan atau teridentifikasi.

Selama tujuh pekan pertempuran, 1,2 juta pasukan militer Amerika yang dipimpin oleh Jendral John J Pershing berjuang perang pada posisi yang dipegang 450 ribu pasukan Jerman di wilayah Verdun.

Akhir perang tersebut ditandai dengan gencetan senjata pada 11 November. Pershing mengatakan, keberhasilannya sebagai salah satu pencapaian besar dalam persenjataan pasukan militer Amerika.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement